Karakter Bela Negara

Bela NegaraBerbagai tokoh agama (dan negarawan), merasa gundah terhadap tren psikologi sosial. Era globalisasi dan kapitalisme telah menggerus rasa kesetia kawanan nasional. Semakin banyak elit penyelenggara pemerintahan terjebak KKN (kolusi korupsi dan nepotisme). Begitu pula media masa semakin banyak memapar kekerasan global, sampai tawur sosial. Karena itu diperlukan reorientasi karakter kebangsaan.
Kementerian Pertahanan coba menggagas reorientasi karakter kebangsaan melalui program (semacam) wajib militer sukarela. Ini berbeda dengan wamil (wajib militer) yang berlaku di AS (Amerika Serikat), Korea Selatan, maupun negara-negara sosialis. Wamil sukarela Indonesia seyogianya dilakukan seperti rekrutmen pejuang pada revolusi (tahun 1945). Syarat utamanya, cinta tanah air. Siapapun boleh mendaftar mengikuti wamil, termasuk wanita.
Sehingga benar, postur tubuh tidak menjadi persyaratan masuk wamil. Begitu pula program wamil tidak mengutamakan pelatihan fisik. Latihan baris berbaris hanya sekadar kegiatan awal untuk menumbuhkan suasana disiplin. Program ini bukan untuk kepentingan perang. Melainkan menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air dan disiplin dalam bermasyarakat. Serta meningkatkan solidaritas sosial.
Harus diakui, karakter kebangsaan telah terancam era globalisasi. Berbagai karakter menistakan kearifan lokal telah dinistakan, dianggap tidak demokratis. Era global bertumpu pada tiga isu utama dunia: HAM (Hak Asasi Manusia), demokrasi serta gender. Namun ketiganya telah bergeser menjadi liberal. Sedangkan kearifan lokal mengenal unggah ungguh (hubungan antar-manusia). Pada era liberal, tidak dikenal kaidah agama maupun kearifan sosial.
Hasil akhir menjadi hukum pembenaran. Jika hasilnya kesuksesan (menjadi kaya atau menang), maka segala cara dianggap benar. Jika tidak sukses dianggap salah. Sehingga yang kaya (sukses) selalu dianggap benar, walau proses menuju sukses dipenuhi dengan cara-cara busuk. Boleh korupsi asal kayaraya. Boleh curang asal menang. Ironisnya, pendidikan juga dianggap gagal, manakala tidak sukses dalam lomba cerdas cermat.
Begitu pula ajaran agama (halal dan haram) dianggap mengendurkan nafsu bertanding memperebutkan kekayaan dan kekuasaan. Muara seluruh cita-cita, adalah secepat-cepatnya meraih sukses secara instant. Negarawan di seluruh dunia kini sibuk melawan tren psikologi sukses secara instant. Salahsatu prototipe terbaik, adalah yang dilakukan oleh bangsa Jepang dan Turki. Kedua negara bangsa ini sama-sama telah mengalami masa pahit, akibat perang dunia (pertama dan kedua).
Seluruh dunia telah yakin, bahwa tindak kekerasan (perang) merupakan penghancuran global. Karena itu seluruh dunia menghindari perang. Termasuk pada skala kecil, mencegah KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Kearifan lokal (budaya dan agama) menjadi upaya tumpuan. Serta teladan elit, dalam hal budaya malu jika tidak berbuat keshalehan sosial. Lebih baik harakiri (bunuh diri) daripada terlibat korupsi.
Kementerian Pertahanan berencana melatih 100 juta orang dalam program bertema Bela Negara. Silabus utamanya akan meliputi pengukuhan empat pilar kebangsaan. Terutama, Pancasila, UUD, NKRI. Silabus lain bertema cinta tanah air dan rela berkorban untuk negara. Juga tambahan pengetahuan mengenal alat utama sistem persenjataan. Pola kepelatihan akan mirip P4. Alumninya tercatat dalam daftar peserta Bela Negara.
Bela Negara merupakan amanat UUD. Pada pasal 30 ayat (1) dinyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Karena itu Kementerian Pertahanan mesti meng-garansi, bahwa alumni program Bela Negara adalah personel terbaik, disiplin dan “bersih.” Tetapi karakter kebangsaan, tidak cukup hanya melalui pembiasaan disiplin. Apalagi hanya melalui pendidikan baris berbaris.
Karakter kebangsaan mesti dibangun melalui pilar utamanya, moral, spiritual dan mental. Ke-shaleh-an sosial dan disiplin nasional, harus dimulai dari kalangan elit. Memberantas korupsi dan kukuh dalam transparansi.

                                                                                                                 ———   000   ———

Rate this article!
Karakter Bela Negara,5 / 5 ( 1votes )
Tags: