Kartini Sisir Naik Dokar Setor Sampah ke KLH

Para Kartini Kelurahan Sisir mengenakan kebaya saat setor sampah, kemarin. [nas/bhirawa]

Para Kartini Kelurahan Sisir mengenakan kebaya saat setor sampah, kemarin. [nas/bhirawa]

Kota Batu, Bhirawa
Puluhan perempuan warga RT:04, RW:03 Kelurahan Sisir berinisiatif mendirikan bank sampah untuk mengurangi debit sampah di daerahnya. Uniknya, para wanita ini mengenakan kebaya dan jarit dalam melaksanakan aktivitasnya, memilah, menimbang, dan mencatat sampah yang dikumnpulkan masyarakat. Merekapun mengendarai kendaraan tradisional berupa dokar saat menyetorkan sampah yang terkumpul tersebut ke Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Batu, Kamis (23/4).
Selama ini sampah dari warga Sisir selalu diambil dan diangkut oleh petugas kebersihan tampa dipilah terlebih dahulu. Hal inilah yang mendasari para perempuan di kelurahan ini untuk mendirikan bank sampah. Tujuannya, agar sampah yang masih memiliki nilai ekonomi seperti, botol plastic, kertas, peralatan rumah tangga yang sudah rusak bisa dijual di bank sampah.
“Kebetulan dalam pembukaan atau lounching bank sampah ini bersamaan dengan hari Kartini. Karena itu semua petugas bank sampah maupun para warga yang hendak menyetorkan sampahnya ke bank sampah semuanya mengenakan kebaya dan jarit. Kami para wanita di Kelurahan Sisir ingin memperdayakan diri seperti cita-cita Ibu Kartini,”papar Ketua Tim Penggerak PKK RT:04, Sri Rahayu, Kamis (23/4).
Ia menjelaskan bahwa sejak pagi kemarin (23/4), semua perempuan yang ada di RT:04 Kelurahan Sisir mengumpulkan sampah rumah tangga yang masih memiliki nilai ekonomis. Setelah terkumpul, masing-masing membawa sampah tersebut di bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Kampung Damai. Bank sampah ini memanfaatkan rumah salah satu warga bernama Riyanto yang berada di Jl.Abdul jalil no.7.
Sejak pukul 08.00 WIB, para ‘Kartini Sisir’ ini secara silih berganti mendatangi rumah Riyanto untuk menyetorkan sampahnya. Tak jarang mereka kesulitan untuk melangkah karena terhalang oleh jarit dan kebaya yang dipakainya.
Ketika sampai ditujuan, mereka diterima dan dilayani oleh petugas bank sampah yang juga mengenakan pakaian serupa. Tak jarang mereka harus mengangkat kain jaritnya untuk menginjak-injak sampah berupa botol plastik sebelum dimasukkan ke dalam kantung kresek dan ditimbang.
“Hasil dari setoran sampah dari warga ini dicatat di bank sampah. Kemudian uang yang terkumpul baru akan diambil seminggu sebelum hari raya Idul Fitri. Jadi nanti kita bisa membeli pakaian dari hasil berjualan sampah,” tambah Sri Rahayu sembari tersenyum.
Sementara, ketua RT:04, Muhammad Dhani Rahman telah menyediakan 4 dokar di depan rumah Riyanto. Kemudian dokar ini membawa 20 wanita dari Bank Sampah Kampung Damai untuk menyetorkan sampah yang terkumpul ke kantor KLH.
“Tetapi untuk sampah-sampahnya diangkut dengan mobil pikap ke kantor KLH. Rencananya, Bank Sampah Kampung Damai ini akan melayani setoran sampah dari masyarakat pada minggu kedua dan keempat setiap bulannya,” ujar Dhani.
Menyikapi masalah ini, Kepala Kantor KLH Hari Santoso mengaku sangat terharu dengan apa yang diperjuangkan para wanita ini. “Saya tak bisa berbicara apa-apa lagi melihat upaya yang dilakukan ibu-ibu dari Sisir ini, dan saya merasa bangga,” ujar Hari. Ia mengatakan hingga saat ini di Kota Batu sudah terbentuk 32 bank sampah yang tersebar di 18 desa/kelurahan. [nas]

Tags: