Karya SMAN 2 Kediri Mampu Penuhi Air Satu Desa

SMAN2 Kediri Ciptakan Karya Ilmiah Alat Pemanen Hujan Betenaga Surya.

SMAN2 Kediri Ciptakan Karya Ilmiah Alat Pemanen Hujan Betenaga Surya.

Kota Kediri, Bhirawa
Alat Pemanen Hujan Bertenaga Surya (APHBS) karya siswa SMAN 2 Kediri ternyata mampu memenuhi kebutuhan air satu desa hanya dengan biaya yang relatif murah. Inovasi pelajar ini beberapa waktu lalu juga mendapatkan penghargaan dari Dinas Perdagangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri stelah memenangi lomba karya ilmiah.
“Ide untuk membuat alat ini berasal dari pemikiran kami melihat banyak masyarakat di Indonesia yang mengalami kesulitan air bersih. Akhirnya kami membuat alat untuk memanen hujan ini. Air hujan sendiri kadang rasanya asam, dan apabila mengenai pakaian bisa meninggalkan noda. Air hujan ini yang kita filterasi,” jelas Ridwan Nur.
Menurut penjelasannya, air hujan yang turun dialirkan ke dalam tabung filterasi. Di dalam tabung ini berisi, kapas, kerikil, arang dan pasir. Setelah difilterasi, kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga melalui dorongan pompa dari sumber listrik tenaga surya. “Untuk menciptakan rangkaian alat ini, hanya butuh biaya kurang lebih Rp 3 juta rupiah. Namun demikian, air hasil filterasi ini bisa mengcover masyarakat satu desa. Kami rasa sangat efisien,” tandas Ridwan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan “Yang menjadikan alat kami ini berbeda, saya rasa ada pada panel tenaga suryanya. Kami tidak hanya memanfaatkan hujan, namun juga matahari. Jadi di waktu musim kemarau, panel ini akan mengambil cahaya sebanyak-banyaknya untuk sumber energi, dan di musim hujan, alat penyaring akan bekerja memompa air dengan energi tersebut,” jelas anggota kelompok Nirwansah.
Selanjutnya, mereka bertiga berharap, alat yang mereka ciptakan ini bisa diaplikasikan di Kelurahan Pojok. Mereka sudah membayangkan betapa banyak masyarakat yang akan terbantu jika alat itu berhasil dibuat. “Dengan alat ini, maka warga tidak perlu lagi mengandalkan air dari dalam tanah. Air hujan bisa langsung diolah. Bahkan jika kami diberi waktu untuk menyempurnakannya lagi, mungkin kami bisa membuat air hujan ini langsung layak minum,” ujar Ridwan yakin. [van]

Tags: