Kasad-Menteri Pertanian Resmikan SP3T Denanyar

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Mulyono, Bupati Nyono Suharli meninjau Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) Korem 082/CPYJ Mojokerto di Desa Denanyar,Kecamatan/Kabupaten Jombang. [Ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Mulyono, Jumat (27/1) meresmikan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) yang dibangun oleh Korem 082/CPYJ Mojokerto di Desa Denanyar,Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Menteri Pertanian, Amran mengatakan, pertanian tidak akan maju tanpa dukungan pertanian modern atau teknologi pertanian seperti mengunanakan Alsintan atau mekanisasi. “Tanpa mekanisasi dan alsitan mustahil kita bisa Swasembada pangan, dan TNI sudah lebih cepat menerapkan dan menyerap pertanian ini,” ujar dia.
Pihaknya, yakin model SP3T ini akan dilirik berbagai pihak tidak hanya pemerintah juga swasta akan ikut melakukan. Dan model ini akan dikembangkan diberbagai daerah dengan luasan lahan 400 hektar per daerah. “Ini bagus,pasti akandikembangkan dan dilirik berbagai pihak karena bisa menekan harga produksi hinga 50 persen, dan bisa meningkatkan harga kwalitas sehinga bisa meningkatkan pendapatan petani, HPP kita Rp 3700 bisa diangkat Rp 4000 perkilo,” imbuhnya.
Menanggapi target Swasembada pangan, Mentan memastikanjika dalamwaktu dua bulan mencapai target, sesuai rencana 4,3 juta hektar dalam waktu dekat swasembada sudah tercapai. “Kita kan sudah melakukan import beras organic, kalau target kita 2 bulan tercapai aku pastikan tidak terlalu lama Swasembada tercapai,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasad, Jenderal TNI Mulyono mengatakan, keberadaan SP3T di Jombangdi desain untuk menampung hasil pertanian petani dari 400 hektar lahan sawah, dengan harga Rp 4000 per kilogram di atas harga bulog yang hanya Rp 3700 per kilo. “Kita menerima gabah petani dengan harga Rp 4000 per kilo bahkan kemarin kita terima Rp 4500 per kilo,” terang Kasat menyampaikan.
Dikatakannya, SP3T ini dilengkapi dengan alat pengering padi dan juga jemuran tradisonal. Karenanya Kasad meminta petani tidak khawatir untuk mengirimkan gabah hasil panennya ke SP3T Denanyar. “Untuk alat pengering mesin sendiri bisa mengeringkan gabah 8 jam untuk 10 ton, dengan adanya SP3T ini, penghasilan petani bisa menigkat dan ada peghematan yang cukup besar dalam pengelolaan pertanian,” imbuh Mulyono.
Di samping itu, SP3T lanjut Kasad juga dilengkapi dengan Alat Instruksi Pertanian (Alsintan) yang bias digunakan petani. Karena menurutnya, dengan Alsintan, seperti Handtraktor, mesin panen, mesin pengering maka banyak yang bias dihemat.
“Contoh untuk mesin panen saja, jika menggunakan tradisonal petani masih harus mengeluarkan Rp5,2 juta per 10 Ton atau satu hektar maka dengan mesin panen hanya butuh Rp 1,2juta. Maka petani apabila tradisonal hanya mendapatkan sebesar Rp 19 juta, kalau menggunakan mesin panen maka bisa menapatkan Rp 27 juta ,” imbuhnya.
Usai peresmian SP3T, Mentan, bersama Kasad TNI, Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian RI serta Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dan Danrem 082 /CPYJ Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo, meninjau pembibitan, alat pengeringan dan pengemasan dilokasi. [rur]

Tags: