Kasek se-Situbondo Ikuti Sosialisasi UN 2016

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo DR Fathor Rakhman didampingi Kasi SMK Hari Subagio dan Kasi SMA H Fauzan, saat acara sosialisasi UN 2016, di auditorium SMADA, Selasa kemarin. [sawawi/bhirawa].

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo DR Fathor Rakhman didampingi Kasi SMK Hari Subagio dan Kasi SMA H Fauzan, saat acara sosialisasi UN 2016, di auditorium SMADA, Selasa kemarin. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Ratusan Kepala Sekolah mulai SMP, MTs, SMP-LB, SMA, MA, SMA-LB dan SMK se-Kabupaten Situbondo berkumpul diauditorium SMAN II Situbondo, guna mengikuti sosialisasi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2016, Selasa kemarin (8/3).
Acara yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan DR Fathor Rakhman sekitar pukul 10.00 wib itu didampingi Kepala Seksi (Kasi) SMA, H Fauzan dan Kasi SMK, Hari Subagio. Pelaksanaan tehnis sosialisasi UN yang dibedah H Fauzan dan Hari Subagio berjalan dengan lancar dan sukses hingga acara selesai.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo, Dr Fathor Rakhman MPd, menekankan perihal amanah dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI yakni terciptaya sekolah yang berintegritas (mengutamakan kejujuran) di Situbondo.
Diakui secara nasional, kata Fathor, hasil UN Situbondo sebelumnya mengalami perbaikan dan peningkatan yang cukup bagus. Itu terbukti, aku Fathor,  dari sisi capaian nilai yang dihasilkan siswa Situbondo mampu lulus 100 persen.
“Namun dari beberapa kegiatan UN, yang sudah berlangsung dari tahun ketahun dan pada tahun 2016, kita ketahui bahwa UN itu tidak menjadi bagian satu-satunya sebagai tolok ukur kelulusan siswa,” tegas mantan Staf Ahli Bupati itu.
Secara nasional, lanjut Fathor Rakhman, Situbondo memiliki prestasi yang luar biasa karena mampu lulus 100 persen, disemua jenjang sekolah. Ini sungguh luar biasa, ungkap Fathor, karena sangat berbeda dengan era sekolah jaman dulu.
Karena UN bukan bagian tolok ukur kelulusan, kata Fathor, saat ini ada hal yang ingin dicapai oleh Kemendikbud RI dan Kemenag RI daripada hanya nilai nilai itu saja. “Saya kemarin menerima potret hasil pendidikan Situbondo. Kesimpulannya gurunya bagus, karena hasil UKG, 5,6. Dari nilai Kksek lumayan bagus karena rata rata memiliki nilai 51  dan juga sekolahnya bagus karena punya nilai 49,” beber Fathor dihadapan ratusan Kasek kemarin.
Mantan Kadisparbudpora Kabupaten Situbondo itu menambahkan, dari catatan Kemendikbub RI, prestasi Situbondo berada pada urutan ke 34 se-Jatim dan Bondowoso lebih baik dari Situbondo. Berarti Bondowoso, bebernya, segalanya lebih bagus dari Situbondo, termasuk kualitas guru, Kasek dan Pengawasnya.
Yang memprihatinkan, lanjut Fathor lagi, kuantitatifnya bagus, tetapi dari sisi integritas (kejujuran) Situbondo masih dipertanyakan oleh Kemendikbud RI. “Kalau Kemenag tidak tanya karena punya doa khusus dan punya alasan pembenar. Meski tidak jujur karena doanya, sehingga menjadi jujur,” sergah Fathor.
Pria yang sudah dua kali dipercaya menjadi Kadispendik Kabupaten Situbondo itu menegaskan bahwa Kemendikbud RI meminta dunia pendidikan di Situbondo memiliki nurani kejujuran dimasa mendatang. Caranya, tegas Fathor, mengawali berangkat dari proses belajar mengajar yang baik dan jujur disemua sekolah di Situbondo.
Sebab untuk tingkat Kabupaten, hanya Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kota Blitar  yang memiliki peringkat integritas tertinggi se-Jatim. “Ini terjadi karena di Situbondo dan kota-kota lain masih memiliki bintik-bintik merah, sehingga integritasnya patut dipertanyakan. Apakah kita akan membangun integritas, atau mengejar angka kuantitatif nilai UN saja,” tanya Fathor.
Fathor sempat mengutif pendapat pakar pendidikan Indonesia, Arif Rahman Hakim, dimana dunia pendidikan di Indonesia hanya mengejar kualitas insidental semata tanpa memprioritaskan kejujuran yang baik bagi lembaga, siswa dan elemen lainnya.
“Bintik-bintik merah itu harus kita berantas bersama. Kita harus memulai dengan sejujur-jujurnya. Misalnya saat kita menjaring siswa harus benar-benar yang berkualitas baik dan mampu berkompetensi. Dan bukan hanya mengukur dari nilai UN semata,” pungkas Fathor. [awi]

Tags: