Kasus Covid-19 Meningkat Tajam, Tim Tracing Kesulitan Temukan Benang Merah Penyebaran di Surabaya dan Sidoarjo

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinamika perkembangan covid-19 mengalami kejutan. Setelah bebera waktu bergerak melandai, hari ini jumlah kasus yang terkonfirmasi positif meningkat tajam. Tercatat hingga, Jumat (3/4), konfirmasi positif covid-19 di Jatim mencapai 152 orang atau bertambah 49 orang dari kemarin.
Penambahan kasus positif tersebut diketahui paling tinggi berasal dari Surabaya mencapai 33 orang. Selanjutnya dari Lamongan 10 orang, Sidoarjo tiga orang, Kabupaten Kediri dua orang dan Gresik satu orang. “Lamongan bertambah 10 orang, 8 di antaranya merupakan hasil tracing klaster pelatihan di asrama haji beberapa waktu lalu,” tutur Khofifah di Gedung Negara Grahadi.
Dijelaskan Khofifah, penambahan di Lamongan sekaligus meningkatkan status daerah tersebut menjadi zona merah karena sudah masuk sebagai daerah terjangkit dan langsung 10 orang. Di samping itu, kewaspadaan dan kehati-hatian juga harus terus ditingkatkan untuk Kota Surabaya. Sebab, kenaikan konfirmasi pasien yang positif meningkat signifikan yakni 33 orang.
“Artinya, apa yg menjadi anjuran pemerintah agar tinggal di rumah kecuali untuk sesuatu yang sangat urgent seperti urusan logistik, kesehtan, perekonomian dan perdagangan,” tandas Khofifah. Karena itu, lanjut Khofifah, masyarakat diharapkan terus mematuhi ketentuan physical distancing (menjaga jarak fisik) serta kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga merinci jumlah pasien yang sudah terkonversi negatif alias sembuh. Totalnya ada enam orang, tiga dari Magetan dan tiga dari Surabaya. Sementara total Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang tercatat telah mencapai 717 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 9.435 orang.
Sementara itu, Ketua Gugus Tracing Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso menjelaskan 49 orang tambahan positif sudah dilakukan penelusuran. Di antaranya ialah Lamongan sudah bisa ditemukan delapan di antaranya terkait dengab pelatihan di asrama haji. Enam di antaranya petugas haji dan dua tim pembina haji. “Satu orang memiliki penyakit penyerta yaitu TBC dan satu lagi teman dari yang ikut pelatihan,” tutur Kohar.
Berdasar jenis kelamin, 49 pasien positif itu 16 wanita dan 33 laki-laki. Dari 49 tersebut, ada satu orang tanpa gejala (OTG) melakukan isolasi di rumah.
Terkait upaya tracing ini, dr Kohar berharap agar masyarakat yang keluarganya terindikasi PDP atau OTG dapat dilakukan penelusuran. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mengurai jaring-jaring yang terkait agar dapat dilakukan pemcegahan. “Mohon berikan kami kesempatan untuk melakukan tracing karena ini bagian dari kami melihat jaring-jaring yang terkait.
Memang harus hati-hati takutnya ada tumpangan yang mengaku-ngaku tim tracing tapi punya niat tidak baik,” jelas dr Kohar yang juga Dirut RSUD dr Saiful Anwar Malang.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Jatim tersebut mengakui, pihaknya masih kesulitan menentukan klaster-klaster yang menyangkut di Surabaya dan Sidoarjo. “Sehingga kami belum menemukan benang merahnya dengan kasus yang mana,” pungkas dr Kohar. (tam)

Tags: