Kasus Demam Berdarah Menonjol, Kecamatan Krejengan Jadi Atensi

Petugas melalukan fogging di Kecamatan Gading.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kab Probolinggo, Bhirawa
Memasuki musim hujan, warga harus semakin waspada terhadap serangan demam berdarah dengue (DBD). Apalagi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolingo, mencatat dua bulan terakhir pasien penyakit ini meningkat dengan ditemukan 14 kasus.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, Kamis (25/11) mengatakan, penyakit DBD kerap ditemukan saat masuk musim hujan. Jumlahnya akan terus meningkat bersamaan sampai puncak musim hujan.

“Memang DBD sering ditemukan saat musim hujan tiba. Itu juga akan bertambah seiring intensitas hujan dan lamanya musim hujan yang melanda,” katanya

Menurutnya, selama kurun waktu dua bulan belakangan, pasien DBD meningkat. Pada Agustus ditemukan 2 pasien dan September naik menjadi 12 pasien. Karenanya, perlu segera ditangani agar penyakit tidak meluas dan pasien dapat disembuhkan.

Berdasarkan data, kata Dewi, tingginya temuan penyakit DBD terjadi pada Januari-Maret. Atau, saat masuk pucak musim hujan. Pada Januari lalu ditemukan 6 pasien, Februari 19 pasien, dan Maret ada 53 pasien.

Di tengah pandemi Covid-19, upaya mengedukasi warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menerapkan 3 M plus, terus dilakukan. Seperti, menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.

Selain itu, tindakan pencegahan bisa dilakukan dari lingkungan paling kecil. Yakni, lingkungan rumah dengan memperhatikan tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk.

“Harus tetap waspada agar tidak terjangkit DBD,” ujarnya.

Demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo terus mengancam. Bahkan, kini ada satu kecamatan yang menjadi perhatian serius. Kecamatan Krejengan. Karena, dalam bulan ini telah ditemukan empat kasus, ungkapnya.

Lebih lanjut Dewi Vironica mengaku, kini tengah mewaspadai penyakit rutinan, DBD. Karenanya, secara berkala melakukan pemantauan di setiap wilayah yang terdapat temuan DBD. “Musim hujan penyakit DBD memang sering terjadi. Perlu waspada agar bisa meminimalisasi dan tidak meluas,” ujarnya.

Sejauh ini Dinkes juga masih terus menghimpun data temuan kasus DBD di setiap kecamatan. Dalam kurun waktu Januari-Oktober, telah ditemukan 130 kasus. dari ratusan pasien itu, satu orang di antaranya meninggal dunia. Dari temuan inilah, Dinkes mewaspadai penularannya.

“Satu pasien meninggal dunia diagnosis gagal jantung dan demam berdarah,” ungkapnya.

Terkait wilayah yang diwaspadai, Dewi mengatakan, pihaknya mewaspadai kasus DBD di Kecamatan Krejengan. Sebab, sejak awal hingga pekan ketiga bulan ini, sudah ditemukan 4 kasus. Temuan ini dimungkinkan meningkat seiring dengan datangnya musim hujan. “Kecamatan Krejengan, paling menonjol. Kami waspadai agar tidak meningkat,” katanya.

Ia mengaku juga terus mengedukasi masyarakat untuk mengantisipasi DBD. Salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu, tindakan pencegahan juga perlu dilakukan. Salah satunya memperhatikan tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk.

“Pencegahan DBD yangg paling efektif dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Serta, meningkatkan peran serta masyarakat secara rutin bergerak melalui kegiatan PSN. Istirahat yang cukup dan gizi yang seimbang juga perlu diperhatikan,” tambahnya.(Wap)

Tags: