Kasus HIV/AIDS di Pasuruan Tinggi, Usia Produktif Mendominasi

Shierly Marlena

Kota Pasuruan, Bhirawa
Sosialisasi terhadap bahaya virus HIV/IADS di Kota Pasuruan terus digencarkan oleh Pemkot Pasuruan bersama Komisi Pemberantasan AIDS (KPA). Hal itu supaya virus yang mematikan tersebut tidak menjalar ke lainnya.
Sepanjang semester pertama tahun 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan menemukan 10 orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Plt Kepala Dinkes Kota Pasuruan dr Shierly Marlena menyampaikan temuan 10 orang menderita HIV/AIDS, merupakan temuan yang cukup tinggi. Berdasarkan temuan itu, diketahui penderita rata-rata berada di usia produktif.
“Sepanjang semester pertama tahun 2019, kami menemukan 10 orang ODHA. Usia penderita berada di usia produktif,” ujar dr Shierly Marlena, Kamis (22/8).
Meski temuan ODHA tinggi, namun Dinkes Kota Pasuruan tidak menemukan penderita yang meninggal akibat HIV/AIDS. Pada ada 2017, Dinkes Kota Pasuruan menemukan 8 ODHA. Selanjutnya, pada 2018 meningkat menjadi 40 orang.
“Temuan ini merupakan hal yang positif. Karena ODHA bisa diobati dan virus HIV/AIDS tidak semakin menyebar kemana-mana,” tandas Shierly Marlena.
Menurut Shierly, mayoritas penderita HIV/AIDS tertinggi dari kaum heteroseksual atau mereka yang suka berganti-ganti pasangan. Biasanya, saat melakukan hubungan seks bersama lawan jenis, mereka tidak mengetahui pasangannya terjangkit virus HIV.
Kemudian, tertinggi kedua yakni ibu rumah tangga (IRT). Kondisi ini biasanya diakibatkan virus HIV/AIDS menular padanya dari suaminya. Selanjutnya adalah terjadi pada prenatal akibat penularan ibu kepada anak yang dikandungnya.
“Bagi jabang bayi dalam kandungan harus dilahirkan di rumah sakit. Hal itu supaya cepat tertangani,” tambah Shierly Marlena.
Dinkes Kota Pasuruan juga semakin gencar melakukan sosialisasi ke sekolah atau kelurahan. Selain itu, sosialisasi digelar juga untuk membentuk kader.
Dalam hal ini, Dinkes sudah membentuk klinik infeksi menular seksual di delapan puskesmas. Termasuk juga ada Care Support Therapy (CST) di RSUD Dr R Soedarsono, Kota Pasuruan untuk melayani ODHA.
“Memang virus ini tak dapat disembukan. Tapi dengan berobat virusnya tak menyebar kemana-mana. Kami mengharapkan agar ODHA tidak dijauhi,” urai Shierly Marlena. [hil]

Tags: