Kasus Kaki Gajah di Jatim Naik 300 Persen

Petugas kesehatan melihat kondisi kesehatan pasien filariasis

Petugas kesehatan melihat kondisi kesehatan pasien filariasis

Surabaya, Bhirawa
Saat ini jumlah kasus filariasi atau kaki gajah di Jatim naik 300 persen. Sebelumnya tahun 2014 jumlah kasus baru filariasis hanya 6 orang, sedangkan tahun 2015 naik menjadi 18 orang.
Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono menyatakan, tahun 2015 ada delapan daerah penyumbang kasus kasus filariasis baru yaitu Jember 7 kasus, Trenggalek 2 kasus, Probolinggo 2 kasus, Malang 2 kasus, Kediri 2 kasus, Bondowoso 1 kasus, Lamongan 1 kasus, dan Nganjuk 1 kasus. Sedangkan untuk total kasus filariasis di Jatim sudah mencapai 382 orang. Sementara untuk pasien filariasis yang sudah meninggal jumlahnya 25 orang.
”Dari bertambahnya kasus baru ini diharapakan masyarakat lebih waspada terhadap penularan penyakit filariasis,” terangnya.
Lebih lanjut Setyo mengungkapkan, tingginya kasus filiriasis disebabkan karena kurang bersihnya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan turut menentukan penularan penyakit leptospirosis. Banyak masyarakat yang tidak sadar akan kebersihan lingkungan sehingga membuat perkembangan tikus semakin banyak. ”Jika tikus banyak maka penularan penyakit leptospirosis akan semakin meningkat,” ucapnya.
Dikatakanya, leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urine (air kencing) dan individu yang terserang penyakit ini dapat menjadi sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru.
”Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Di Indonesia sendiri, penularan jenis penyakit ini paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir,” ucapnya.
Dijelaskannya, dalam keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri leptospira berkembang biak. ”Jadi sebelum musin hujan datang lagi diharapkan masyarakat segera membersihkan lingkungan di sekitar rumah,” pesannya.
Perlu diketahui filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit ini menular melalui saluran kelenjar limfe (getah bening). Di Indonesia kasus kaki gajah tersebar hampir di semua propinsi. [dna]

Tags: