Kasus Kebutaan di Jatim Tergolong Tinggi

periksa mataSurabaya, Bhirawa
Saat ini angka kebuataan cujup tinggi. Data World Heatlh Organization (WHO), di Indonesia setiap menit satu orang mengalami kebutaan. Di seluruh dunia ada 45 juta orang yang mengalami kebutaan. Diperlukan kerja sama masyarakat dan berbagai pihak untuk mengurangi jumlah kebutaan ini.
Jika mengacu pada data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, angka kebutaan di Jatim mencapai 2,6 juta orang dan angka katarak 570.000 orang. Sebanyak 38 ribu orang per tahun di Jatim terancam katarak.
Saat ini di Jatim prevalensi katarak 7 persen dari jumlah penduduk Jatim sebanyak 38,85 juta jiwa. Prevalensi kebutaan mencapai 1,5 persen. Sebanyak 52 persen kebutaan di Jatim disebabkan katarak.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jatim dr Wimbo Sasono SpM (KUR) menerangkan tingginya angka kebutaan menjadi perhatian semua orang.
“Kita tidak bisa diam saja melihat angka kebutaan yang terus meningkat. Sebagai organisasi profesi, kami tidak hanya berperang melawan katarak dalam institusi pekerjaan kami, tetapi juga menjadi salah satu kegiatan sosial yang bekerjasama dengan banyak pihak,”paparnya
Spesialis mata di RSUD dr Soetomo tersebut menjelaskan bahwa penyebab terbesar kebutaan adalah katarak. Katarak berkontribusi 52 persen sebagai penyebab kebutaan, glaukoma 13,4 persen, serta kelainan refraksi 9,5 persen. Sisanya adalah penyakit dan kelainan mata lainnya.
“Kenapa katarak yang mendominasi Itu berkaitan dengan budaya hidup sehat dan nutrisi yang dikonsumsi masyarakat.Apalagi, populasi masyarakat lanjut usia yang tinggi dan di-picu oleh dua hal tersebut membuat katarak menjadi penyakit mata dan penyebab kebutaan terbesar,” tutur Wimbo.
Wimbo berharap, program-program penanganan kebutaan oleh pemerintah maupun aksi bakti sosial swasta ditingkatkan. Para dokter spesialis matajuga terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan kuantitas operasi mata.
“Tidak hanya memberikan pengobatan dan operasi, kami juga giat melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mata,” tuturnya.
Kepala Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM) Jatim Dyah Wiryastini tingginya kebutaan juga disebabkan beberapa hal. Seperti menatap sinar matahari yang memancarkan ultraviolet terlalu lama.
“Jadi kami juga ingin masyarakat menghindari hal-hal penyebab terjadinya katarak,” ujarnya. Saat ini kasus katarak di Jatim masih , faktor usia merupakan salah satu risiko, penyakit katarak yang menyerang mata ini terus bertambah.
Menurut Dyah, kasus katarak kebanyakan akibat proses degeneratif (kemunduran), seiring usia yang mulai lanjut. Gangguan mata itu umumnya menyerang orang berusia 50 tahun ke atas sehingga dianggap sebagai proses alami yang tak bisa dihindari.
“Faktor penyebab katarak itu juga dari dalam, misalkan karena usia tua, usia diatas 50 tahun itu wajar kalau terkena katarak, tapi ada juga penyebab yang mempercepat katarak, seperti terkena sinar matahari, debu, maupun trauma, itu bisa juga,” urai Dyah. [dna]

Tags: