Kasus Skimming ATM Mandiri, Kapolrestabes Tunggu Laporan Nasabah

Para nasabah mendatangi kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena untuk memblokir rekening karena ketakutan setelah menjadi korban skimming.[abednego/bhirawa]

Polrestabes Surabaya, Bhirawa

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menanggapi kasus belasan nasabah Bank Mandiri yang diduga mengalami skimming (penyadapan data kartu debit) di kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena. Bahkan Rudi meminta para nasabah yang merasa dirugikan untuk melapor ke Polrestabes Surabaya.
“Sampai saat ini (Selasa kemarin, red) kami belum menerima kasus skimming yang di Graha Pena. Begitu juga dengan kasus skimming lainnya. Tapi kami mengimbau masyarakat atau nasabah yang mengalami kerugian dalam bertransaksi menggunakan ATM, datang ke kepolisian untuk melapor,” kata Kombes Pol Rudi Setiawan usai peresmian Bus Polisi Suroboyo Sobo Kelurahan, Selasa (20/3).
Ditanya terkait penjagaan di tiap-tiap ATM oleh anggota kepolisian, Rudi menjelaskan, masing-masing ATM sudah diwajibkan atau dilengkapi dengan CCTV. Tidak hanya di ATM saja, Rudi mengaku, seperti kantor bank dan beberapa instansi lainnya, itu merupakan objek vital yang senantiasa menjadi objek patrol kepolisian.
“Seperti halnya ATM, kantor bank dan instansi-instansi merupakan objek patrol kepolisian. Tanpa diminta, anggota kami selalu melakukan patrol di masing-masing objek vital ini,” tegasnya.
Terkait kasus skimming belasan nasabah kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kerugian dana nasabah yang diduga akibat skimming atau penyadapan data kartu debit di Surabaya tidaklah banyak.
“(Total kerugian) Tidak banyak. Paling banyak sekitar Rp 150 jutaan,” kata Kartika dalam statemennya di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Jakarta.
Sebelumnya, belasan nasabah Bank Mandiri antre mengurus pemblokiran rekening di kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena, pada Senin (19/3). Para nasabah tersebut melakukan pemblokiran rekening karena saldo di rekening mereka raib secara misterius diduga akibat skimming.
“Kami lihat kemarin asalnya dari satu sindikat, belum ada indikasi laporan dari tempat-tempat lain,” ucap pria yang akrab disapa Tiko.
Pihaknya berharap nasabah yang saldonya raib secara misterius untuk proaktif melaporkan kerugian yang dialaminya. “Kami harapkan langsung dilaporkan untuk kami ganti dan kartu debitnya kami keluarkan yang baru lagi,” imbaunya. [bed]

Tags: