Kaum Urban Geser Kesempatan Kerja Penduduk Lokal

Surabaya, Bhirawa
Datangnya penduduk musiman atau kaum urban di Surabaya bakal mengurangi kesempatan kerja bagi warga Kota Pahlawan. Tingkat persaingan di dunia kerja bakal meningkat tajam, meski jumlah perusahaan di Surabaya yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya sebanyak 13 ribu perusahaan.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja Disnaker Kota Surabaya Irna Pawanti mengatakan, orang daerah yang datang ke Surabaya untuk mencari kerja pasti tingkat Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK) lebih rendah. Sedangkan, saat ini UMK Kota Surabaya telah mencapai Rp 3,2 juta.
“Jadi, saat datang ke Surabaya dan ditawari UMK-nya Surabaya pasti bersedia. Apapun jenis pekerjaannya akan dia lakukan,” kata Irna saat ditemui Bhirawa di ruang kerjanya, Senin (10/7) kemarin.
Dengan adanya itu, Disnaker Kota Surabaya terus menyosialisasikan kepada para pencari kerja (pencaker) baru untuk siap dalam segala hal. Seperti menjadikan para pencaker yang handal dan memiliki soft skill yang mumpuni.
“Langkahnya harus komprehensif dari berbagai Dinas dan OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) terkait,” jelasnya.
Dari data statistik menyebutkan jumlah pengangguran di Jawa Timur masih mencapai 4,10 persen atau sebanyak 855.000 orang. Penanganan pengangguran juga terus dilakukan baik provinsi maupun kabupaten kota.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur juga berulangkali menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dalam upaya pengurangan pengangguran di Jawa Timur. Bahkan setiap bulannya mereka menggelar job fair yang selanjutnya kabupaten/kota juga diharapkan melakukan hal yang sama.
Disnakertrans Jatim juga berupaya memberikan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan  baik pada calon tenaga kerja maupun pekerja yang ter PHK supaya bisa bekerja kembali, diantaranya juga bisa melalui BLK (Balai Latihan Kerja).
Masih terkait penanganan tenaga kerja, Irna Pawanti menyebut , warga Surabaya yang baru lulus sebagai pencaker baru itu harus di treatment melalui Disnaker Kota Surabaya. Hal ini untuk memantapkan kemampuan dan pemilihan bidang kerja.
“Dan bagaimana mereka (pencaker, red) bisa mengoptimalkan dirinya,” tambahnya.
Disnaker Kota Surabaya, lanjut Irna, pencaker akan dibimbing secara teknis kepada pencaker. Dengan diberitahukan agar mengetahui Undang-Undang Ketenagakerjaan, dapat memetakan potensi, dan dapat mempromosikan dirinya pada perusahaan di Surabaya.
“Jadi pencaker bisa matching (kecocokan) dengan kebutuhan industri kerja,” bebernya.
Perlu diketahui, tahun 2016 data yang dikantongi Disnaker Surabaya ada sebanyak 7.502 pencaker. Sedangkan, tahun ini hingga bulan Juli sudah mencapai 1.900 pencaker. Hal tersebut terlihat pada saat membuat AK1 (Surat Kuning) untuk mendapatkan program intervensi dari Pemkot Surabaya.
“Ak1 ini ada jangka waktunya, ya. Jadi setiap 6 bulan harus update ke disnaker untuk mendapatkan informasi tepat selanjutnya. Ini gunanya updating,” tandasnya Irna.
Sebelumnya, saat pendataan penduduk di rumah sewa indekos (kos-kosan) Gubeng Masjid, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kamis (6/7) malam lalu mendapati 66 warga luar Kota Pahlawan.
Dalam pendataannya, ke 66 orang tersebut mayoritas masih menganggur dan kali pertamanya datang di Surabaya. Asal dari Kabupaten Kota di Jawa Timur. Yakni, Madura, Lamongan, Jember, dan Tulungagung. (geh.rac)

Tags: