Kawah Bromo Keluarkan Asap Sulfatara Setinggi 100 Meter

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Probolinggo, Bhirawa
Kawah Gunung Bromo (2.329 mdpl) mengeluarkan asap sulfatara setinggi 50 meter hingga 100 meter yang condong ke arah barat. Meski demikian, status Gunung Bromo masih dalam kondisi Waspada. Namun masyarakat tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
“Secara visual masih terlihat asap berwarna putih tipis hingga sedang setinggi 50 hingga 100 meter dari kawah Bromo,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Bromo M Syafii, Kamis (19/11).
Data yang terekam di PPGA Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, selama 24 jam terakhir tercatat terjadi gempa tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 6 milimeter, namun dominan pada 4 milimeter.
“Aktivitas Bromo masih fluktuatif baik secara seismik maupun visual, namun statusnya masih waspada atau level II,” tuturnya.
Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif karena dikhawatirkan gas beracun terhirup mereka. “Dengan status Waspada, maka jarak aman yakni radius 1 kilometer,” katanya.
Sementara Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari mengatakan petugas sudah memasang rambu larangan naik ke kawah Gunung Bromo di empat pintu masuk dan di batas tangga naik ke kawah Bromo.
“Wisata ke Bromo tidak ditutup, namun hanya dibatasi hingga lautan pasir saja karena aktivitas gunung yang memiliki ketinggian (2.329 mdpl) menunjukkan peningkatan,” tuturnya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti wisatawan yang nekat dan menerobos naik ke puncak Bromo, maka TNBTS menempatkan sebanyak 10 petugas untuk melarang wisatawan yang akan naik ke kawah Bromo. “Asap sulfatara itu mengandung belerang dan kalau terhirup bisa membahayakan wisatawan, sehingga wisatawan dilarang naik ke puncak kawah Bromo,” katanya.
Ia menjelaskan pengunjung masih bisa menikmati matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) di Gunung Penanjakan, lautan pasir berbisik, danau, savana, dan wisata panorama lainnya yang ada di kawasan TNBTS. [wap]

Tags: