Kawal Percepatan Daerah, Gus Ipul Berkantor di Madura

H Saifullah Yusuf

(Jadikan Kiai sebagai Penasihat)
Sampang, Bhirawa
Calon Gubernur (Cagub) Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan tekadnya untuk berkantor secara berkala di Madura. Selain itu, cagub nomor urut 2 itu ingin menjadikan kiai sebagai penasihat politik dan pemerintahannya.
Komitmen itu dia tetapkan bersama Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno untuk mengawasi pelaksanaan program tambahan Satria Madura (Satu Triliun untuk Madura). “Dengan berkantor di Madura secara berkala, saya dan Mbak Puti ingin memastikan pelaksanaan Satria Madura sesuai tujuan, dan kesejahteraan di pulau ini makin bisa dirasakan masyarakat,” ujar Gus Ipul di Ponpes Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian, Sampang, Senin (19/2).
“Dengan demikian, masyarakat Madura pun bisa cepat merasakan manfaatnya,” tambah Ketua PBNU itu. Dua periode menjadi wakil gubernur, yang mendampingi Gubernur Pakde Karwo, Gus Ipul mengatakan, APBD Jawa Timur telah mengalokasikan anggaran untuk Madura, di berbagai bidang. “Tahun 2017, dialokasikan sekitar Rp1,7 triliun. Kalau ditambah Rp1 triliun, ke depan menjadi Rp2,7 triliun,” kata Gus Ipul.
Menurut keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, tambahan Rp1 triliun dipakai khusus untuk 3 fokus kebijakan. Yaitu, pembangunan infrastruktur dasar (sanitasi, rumah layak dan suplai air bersih), peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan peningkatan ekonomi keluarga.
Gus Ipul ingin akselerasi pembangunan di Pulau Madura, yang mencakup empat kabupaten, bisa lebih cepat lagi. Karena, angka kemiskinan masih tinggi, juga indeks pembangunan manusia masih rendah. Keterbelakangan masih banyak mewarnai di Madura.
“Sebagai kader NU dan santri, yang berkecimpung di pemerintahan, saya ingin Madura lebih cepat lagi, tumbuh dan makin maju. Karena itu, dibutuhkan perhatian khusus, termasuk berkantor secara berkala di Madura,” kata mantan Ketua GP Ansor itu.
Untuk keperluan itu, Gus Ipul berencana untuk menempatkan beberapa kiai di Madura sebagai penasihat pemerintahan. “Di Madura, peran kiai sangat besar. Karena itu, di Madura, saya selalu sowan, bersilaturahmi, memohon doa dan restu. Dengan menempatkan kiai menjadi penasihat, semoga upaya mempercepat kemajuan Madura bisa terwujud,” kata mantan Menteri Percepatan Desa Tertinggal itu.
Tentang teknis berkantor di Madura, ia menyebut Kantor Bakorwil Madura milik Pemprov Jawa Timur di Pamekasan bisa dimanfaatkan. Bisa pula berkantor di pondok pesantren. “Kalau di pondok pesantren, otomatis semua tamu, nanti akan diterima di situ,” ujar dia. Dengan berkantor di pesantren, ia berharap dimulainya tradisi baru, dimana Gubernur Jawa Timur menjadi lebih dekat dengan rakyat dan lapangan.
Tambahan anggaran Rp 1 triliun untuk Madura itu mendapat dukungan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islamy dan KH Muhammad Ilyas Khotib. Juga dukungan dari pengasuh Pondok Pesantren RUA Pramian KH Chalili Mas’ud dan putranya, KH Fahmi Ali Mukafi.
Kiai Ilyas mengusulkan perbaikan jalan di kawasan selatan Madura serta penciptaan kesempatan kerja. Kemudian sarana sosial seperti tempat olah raga juga minim di Bangkalan. “Di sini, jangankan desa. Bahkan untuk kecamatan, tidak semua memiliki lapangan. Untuk upacara maupun peringatan 17 Agustus, menumpang di pesantren,” kata dia. [iib.lis]

Tags: