KB Baru di Kab.Sidoarjo Capai 113 Persen

Ali Imron. [ali kusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Target Perkiraan Peminat Masyarakat (PPM) akseptor KB baru di Kabupaten Sidoarjo tahun 2016 lalu sebesar 32. 315. Namun mampu terealisasi 36.602 atau tercapai 113 persen.
Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat desa perempuan, perlindungan anak dan KB, Drs Ec Ali Imron MM, menyampaikan bersyukur pencapaian KB baru di Kabupaten Sidoarjo terus bertambah. Agar bisa menekan angka kelahiran di Kabupaten Sidoarjo, yang penduduknya termasuk padat di Prov Jawa timur ini.
”Karena akseptor KB baru yang terus bertambah seperti ini, membuat angka pertumbuhan penduduk di Sidoarjo tidak sampai 1 persen pertahunnya,” jelas Ali Imron, saat dihubungi Minggu (15/1) kemarin.
Disampaikannya, akseptor KB baru di Sidoarjo paling banyak masih jenis alat kontrasepsi suntik. Yang tahun 2016 lalu sebanyak 22.659. sedangkan yang paling sedikit KB pria atau metode operasi pria (MOP) sebanyak 24 akseptor.
Menurut Imron, mereka yang sadar ikut KB MOP kebanyakan mereka yang punya kesadaran tinggi. Misal istrinya tidak cocok pakai alat KB, sehingga suami yang penuh kesadaran yang ber KB.
”Karena itu MOP ini terus kita sosialisasikan, karena be KB itu tidak hanya perempuan saja, tapi pria juga bisa,” jelasnya.
Diakui Imron, hasil pencapaian KB baru di Kabupaten Sidoarjo ini tidak lepas dari peranan penting petugas penyuluh lapangan KB (PPLKB). Mereka terus mensosialisasikan pentingnya KB kepada masyrakat. Selain itu juga peranan dan kerja sama dengan ikatan bidan Indonesia (IBI), RS pemerintah, RS swasta, tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang berpartisipasi mengajak masyarakat untuk ber KB.
Hanya saja saat ini, jumlah PPLKB di Kabupaten Sidoarjo tiap tahun jumlahnya semakin menyusut. Pada tahun 2016 lalu ada 100 an petugas. Tapi info yang ia dapat pada awal 2017 ini menjadi 95 petugas. Diantaranya karena mereka pension.
Karena kondisi itu, disampaikan Imron, saat ini seorang PPLKB di Kabupaten Sidoarjo dalam mensosialisasikan KB harus lebih dari 2 desa. Bahkan ada yang sampai harus menghandle sampai 6 desa. Menurutnya, itu membuat kerja mereka menjadi berat. Dan dikhawatirkan bisa-bisa tidak maksimal.
”Tapi Alhamdulilah, selama ini masih maksimal,” katanya.
Imron menyebut, di Kec Tarik, jumlah PPLKB nya hanya ada tiga orang saja. Sehingga mereka harus mensosialisasikan KB lebih dari dua desa. PPLKB yang banyak terdapat di Kec Krian, Kec Taman dan Kec Waru. Jumlah mereka ada 8 orang. Karena di kecamatan itu penduduknya sangat padat.
”Harapan kita Pemkab mengapresiasi pada PPLKB di Sidoarjo, misalnya dengan menambah personilnya, toh ini juga demi kebaikan dan pembangunan Pemkab juga,” ujarnya. [kus]

Tags: