KB Rendah,Randegan Kota Mojokerto Jadi Kampung KB

Pintu masuk Lingkungan Randegan, Kota Mojokerto yang bakal dicanangkan menjadi Kampung KB, Rabu (23/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Pintu masuk Lingkungan Randegan, Kota Mojokerto yang bakal dicanangkan menjadi Kampung KB, Rabu (23/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dipilihnya Kel Randegan, Kec Magersari, Kota Mojokerto menjadi Kampung KB Nasional bukan karena prestasi. Daerah diujung timur Kota Mojokerto ini malahan memiliki catatan minor soal gerakan KB.
”Kondisinya memang seperti ini, di Randegan angka akseptor KB memang sangat minim. Dan kami berharap akan menjadi lebih baik setelah dicanangkan sebagai Kampung kB,” terang Yusronsyah, Kepala Kelurahan Kedundung, Rabu (23/3) kemarin.
Yusron menambahkan, justru angka pengajuan pernikahan usia dini yang cukup menonjol di kampung yang memiliki jumlah penduduk 12.653.00 jiwa itu. Dari 4.383 Kepala keluarga (KK) hampir 10% hidup dibawah garis keberuntungan.
”Kelurahan pasti mendukung predikat Kampung KB ini, semua warga mendorong, kader ditingkat kelurahan mendukung, dan sudah pasti birokrasi juga demikian,” tambah pria yang menjabat sebagai Kepala kelurahan sejak 2010 lalu.
Kel Kedundung memiliki lima lingkungan. Diantaranya Randegan, Sekarputih, Kedudundung, Balongrawe, serta Kedundung Indah. Lingkungan Randegan dihuni 300 KK yang berjumlah 900 jiwa. Terdiri atas tiga RW dan 10 RT. Lingkungan Randegan termasuk daerah yang kurang bersih karena dekat dengan TPA sampah, kawasan pinggiran, serta berdampingan dengan pasar sapi.
”Pekerjaan masyarakatnya juga majemuk, mulai dari PKL, kuli batu, bertani, hingga buruh pabrik,” imbuh Yusron.
Sementara itu, Choirul Anwar, Camat Magersari menambahkan, jika pencanangan Kampung KB dapat menjadikan kawasan Randegan lebih baik. Pernikahan dibawah umur, BAB sembarang tempat hingga pencemaran air bisa diatasi menjadi lebih baik.
”Termasuk angka kepesertaan KB di Randegan nanti ditarget naik menjadi 65% dari pasangan subur hingga tahun 2019 nanti,” tegas Choirul Anwar.
Dipilihnya daerah yang masih nol itu, menurut Camat Magersari, diharapkan bisa mendorong menjadi lebih baik dan menjadi percontohan wilayah lain di Kota Mojokerto. ”Sebagai pemilik wilayah, kami mendukung penuh sepanjang sesuai dengan ide awal,” tegasnya.
Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Mojokerto, Moh Ali Imron, memaparkan jika persiapan pencanangan Kampung KB sudah hampir 100%. Kendati demikian, diakui jika kondisi dilapangan riil dan tanpa direkayasa.
”Kondisinya seperti itu apa adanya. Pembentukan Kampung KB memang untuk dilakukan perbaikan atas kondisi riil sebelum dicanangkan,” pungkas Ali Imron. [kar]

Tags: