Ke-ajeg-an Ragam Liga

Prestasi sepakbola, masih berpengharapan pada penyelenggaraan Piala Indonesia. Walau PSSI sedang dilanda virus kronis, yang bisa meruntuhkan kewajiban sportifitas. Pengaturan skor dalam Liga Indonesia, sedang disidik intensif Kepolisian. Diduga melibatkan petinggi induk cabang olahraga (cabor) sepakbola. Piala Indonesia, diharapkan menjadi ajang prestasi sepakbola setara Piala FA Cup (di Inggris). Sebagai simbol kinerja PSSI pada prestasi keolahragaan.
Pada musim tanding tahun ini (2018-2019), PSM Makasar sukses menempati podium tertinggi, setelah mengalahkan Persija (Jakarta). Berstatus tuan rumah, PSM Makasar berhasil menyarangkan dua “gol cepat” pada babak pertama, dan babak kedua. Gol pertama dicetak Aaron Evans, pada menit ke-3. Serta gol kedua, dicetak Zulham Zamrun, pada babak kedua yang baru kick-off 4 menit. Persija, tidak menghasilkan gol. Walau pada leg pertama di stadion Gelora Bung Karno (Jakarta) unggul 1-0.
Puncak laga Piala Indonesia, leg kedua di stadion Andi Mattalata, Makasar, diwarnai hujan kartu kuning. Wasit Fariq Hitaba, mengangkat 6 kartu kuning untuk 6 pemain PSM Makasar, dan 7 kartu kuning untuk 6 pemain Persija Jakarta. Sandi Suite (pemain Persija) memperoleh akumulasi dua kartu kuning (menjadi kartu merah), sehingga harus dikeluarkan. Menandakan kedua klub bertarung “hidup-mati” di lapangan.
Kemenangan agregat 2-1 pada puncak laga Piala Indonesia, bagai penglipur dahaga prestasi PSM Makasar. Selama 19 tahun, sejak tahun 2000 era Liga Divisi Utama. Saat itu pada Liga Mandiri (musim 1999-2000) PSM Makasar berhasil mengalahkan PKT Bontang. Namun jika diruntut selama adanya pertandingan sepakbola skala nasional (sejak tahun 1931), PSM Makasar sudah merebut 6 piala juara. Prestasi itu masih dibawah Persija (10 kali juara), Persebaya Surabaya (8 kali), dan Persib Bandung (7 kali).
Laga final piala Indonesia, harus diakui, menampilkan dua klub terbaik Indonesia saat ini, hasil saringan 9 kali tanding. Masing-masing, tak jarang harus dilakoni secara dramatik. Persija melaju ke final setelah menyisihkan Borneo FC dengan agregat 3-2. Adapun PSM menapaki final setelah mengalahkan Madura United dengan agregat 2-2, dengan unggul gol tandang.
Secara keseluruhan, dalam 9 laga yang yang telah dilalui, sebelum final, Persija berhasil memenangi enam pertandingan, dan imbang tiga kali (total nilai 21 poin). Klub berjuluk Macan Kemayoran itu berhasil mencetak 21 gol dan kemasukan sembilan gol. Sedangkan PSM, berhasil meraih enam kemenangan, dua kekalahan, dan sekali imbang (total nilai 20 poin). Pasukan Ramang (mengambil tokoh PSM era 1970-an) mencetak 24 gol dan kebobolan 10 gol.
Piala Indonesia, bisa menjadi arena pengasahan (memperkerap) tanding klub. Walau penyelenggaraannya masih “byar pet,” sesuai kondisi politis PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Pertama kali turnamen ini diselenggarakan tahun 2005 dengan nama Copa Indonesia (Copa Dji Sam Soe sebagai sponsor turnamen). Tergolong unik, karena mempertandingkan seluruh klub sepak bola dari 3 kasta kompetisi ke-liga-an. Pada musim ini diikuti 128 klub dari ketiga kasta liga.
Melalui turnamen Piala Indonesia, klub-klub kasta bawah berkesempatan menjajal kekuatan klub-klub besar yang selalu menghuni Liga 1. Itu kebanggaan dapat mengukur kemampuan melawan klub-klub, sekaligus menjadi motivasi meningkatkan prestasi. Namiun yang paling membanggakan, turnamen ini mulai semangat dilaksanakan.
Selama 15 tahun terakhir, Piala Indonesia hanya diselenggarakan enam kali. Masih diperlukan campur tangan pemerintah, KONI, dan KOI. Karena dari Piala Indonesia, akan ditemukan klub wakil Indonesia berlaga pada ajang AFC.
——— 000 ———

Rate this article!
Ke-ajeg-an Ragam Liga,5 / 5 ( 1votes )
Tags: