Kearifan Lokal dalam Mendukung Hidup Sehat di Masa Pandemi

Oleh :
Ratna Trisilawati
Promotor Kesehatan, praktisi promosi kesehatan.

Sungguh luar biasa, sampai saat ini 56.650 warga Indonesia dinyatakan terkonfirmasi Covid 19, banyak hal yang mendasari tingginya kasus tersebut salah satunya adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.

Pemerintah tak henti-hentinya mengeluarkan kebijakan terkait upaya pencegahan dan penanggulangan Covid 19. Semua lini bergerak bersama, bergotong royong menyelesaikan pandemi ini. Istilah demi istilah diubah agar tidak terjadi kesalahpahaman dimasyarakat seperti New Normal, yang justru diasumsikan masyarakat sebagai kondisi yang sudah ‘Normal’, sehingga beberapa kelompok masyarakat masih terlihat melakukan aktifitasnya tanpa mematuhi protokol kesehatan dengan benar.

Adaptasi Kebiasaan Baru inilah yang sekarang digaungkan di masyarakat, hal ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru, dimana dulunya tidak menggunakan masker, tidak rajin cuci tangan, suka berkumpul atau bergerombol diubah menjadi kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat saat masa pandemi maupun pasca pandemi.

Memang sulit untuk meminta masyarakat berdiam diri dirumah, karena masyarakat mempunyai berbagai alasan agar bisa keluar rumah, masih sering bergerombol terutama saat bertemu teman/tetangga/keluarga, sulit dikendalikan saat untuk tidak bersalaman, berpelukan bahkan mengucapkan selamat dengan bercium pipi sebagai tanda kepedulian, namun tanpa disadari perilaku tersebut adalah perilaku yang berbahaya saat kondisi pandemi ini. Hal tersebut menyebabkan masyarakat rentan tertular Covid 19. Disadari atau tidak ini merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia dengan istilah ‘makan gak makan sing penting kumpul.

Hal tersebut menjadi budaya dimana bertemu teman, tetangga atau keluarga untuk bersalaman, berdekatan, bahkan berpelukan. Mereka merasa bahagia dengan melakukan hal tersebut, tetapi ini membuat rantai penularan akan semakin sulit untuk diputus.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, baik itu suku, bahasa maupun kearifan lokal yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Budaya yang ada seharusnya menjadikan kita semua untuk berfikir secara global bukan sebaliknya berfikir secara lokal yang pada akhirnya mengabaikan protokol kesehatan, karena kita semua belum mengetahui pandemi ini kapan berakhirnya. Dan kunci keberhasilan lepas dari pandemi ini adalah kedisiplinan masyarakat yang merupakan garda terdepan dalam penanggulangan covid 19.

Mengapa masyarakat sebagai garda terdepan ? karena masyarakatlah yang memegang peran utama, jika masyakarat disiplin dalam penerapan protokol kesehatan maka pandemi ini akan lebih cepat berakhir.

Berbicara tentang budaya dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid 19 ini dapat dimaksimalkan dengan mengangkat kearifan lokal masing-masing daerah.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kearifan lokal merupakan bagian dari masyarakat yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Nilai-nilai yang ada dalam kearifan lokal merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, antara lain untuk melindungi dan mengelola lingkungan secara lestari bagi kehidupan masyarakat sehingga dapat terjaga dengan baik.

Pengertian lainnya dari kearifan lokal adalah suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan mengintegrasikan dengan pemahaman budaya dan keadaan alam di suatu tempat yang dimunculkan dalam suatu sistem ide atau gagasan dan berfungsi sebagi pedoman sikap dan perilaku bersama anggota masyarakat.

Kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya guna untuk mewujudkan harapan atau nilai nilai kemapanan yang juga secara universal yang didambakan oleh manusia terlebih saat pandemi sekarang, dimana kearifan lokal sangat penting karena dalam prinsip sebuah kearifan lokal salah satunya adalah kebersamaan yang merupakan jantung utama sebuah budaya dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Kearifan lokal dapat berjalan dengan 3 (tiga) cara yaitu togethernes yang menyediakan prinsip ‘in care of comunity’ sebagai landasan ideologi; spiritualitas yang merupakan semangat melawan kekuatan yang mengancam peradaban yaitu mengubah kearifan lokal/kecerdasan lokal menjadi kearifan kolektif; Moral code yang menjadikan budaya dan agama sebagai landasan ‘code of conduct’ yang menjamin kehidupan bersifat adil, godong royong, dan orientasi kemajuan dengan terbitnya protokol-protokol atau SOP di masyarakat. Sebagai contoh kearifan lokal saat masa lalu, budaya menyiapkan bejana berisi air bersih didepan rumah, dan mewajibkan seluruh anggota keluarga untuk membersihkan tangan dan kaki usai bepergian agar tidak terkena penyakit ‘sawan’ ternyata menjadikan sebuah budaya yang sampai saat ini terus digalakkan yaitu Cuci tangan Pakai Sabun (CTPS).

Penggunaan nilai kearifan lokal dapat melatih masyarakat untuk (1) masyarakat dapat mengenal lingkungannya, mengenal keanekaragaman budaya lokal, sehingga masyarakat dapat saling menghargai, menerima keragaman dan menumbuhkan sikap toleransi, jujur, teposeliro dan peduli dalam menghadapi persoalan seperti kondisi wabah saat ini; (2) masyarakat dapat membangun ide atau gagasan secara bersama untuk menyelesaikan permasalahan dan kesulitan yang dihadapi; (3) masyarakat dapat mempraktikkan penyelesaian persoalan dan kesulitan yang dihadapi dengan cara yang baik, benar dan tepat. Dengan demikian, kearifan lokal mengajarkan untuk selalu lekat dengan situasi sekitar yang dihadapi.

Untuk kondisi saat ini yaitu adaptasi kebiasaan baru, masyarakat perlu diedukasi secara persuasif dengan pendekatan nilai kearifan lokal. Pendekatan ini akan mengajak masyarakat untuk berfikir tentang kondisi yang terjadi saat ini. Peduli terhdapa lingkungan, disiplin pada diri sendiri, berempati serta bersama mencari solusi permasalahan dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah berupa protokol kesehatan dan ini merupakan moral code yang menjadikan aturan dalam masyarakat dan pemerintah sebagai landasan ‘code of conduct’ yang menjamin kehidupan bersama bersifat adil, gotong royong dan orientasi terhadap kemajuan untuk penyelesaian masalah pandemi ini.

Dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru ini masyarakat diminta untuk dapat hidup berdampingan dengan covid 19 dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan dengan melihat indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam berbagai tatanan kehidupan yaitu kebiasaan CTPS; penggunaan masker; tidak merokok; melakukan aktifitas fisik; tidak meludah sembarangan; melakukan etika batuk dan bersin; menjaga jarak; berjemur dipagi hari; mandi setelah beraktifitas diluar rumah; mengkonsumsi buah dan sayur; memasak makanan sampai matang, menggunakan air bersih; menggunakan jamban sehat; membuang sampah pada tempatnya ; dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Konsistensi dalam diri masyarakatlah yang diharapkan untuk melakukan perubahan menjadi budaya dan perilaku yan bersih dan sehat agar pandemi ini segera berlalu. Dengan tag line dari pemerintah pusat yaitu ‘ berubah usir wabah’ merupakan tagline yang penuh dengan makna, perubahan adalah suatu kepastian, dan menjadikan ‘kesempitan’ wabah ini menjadi ‘kesempatan’ untuk berfikir global melakukan aksi perubahan pola hidup bersih dan sehat dari diri sendiri dan mengedepankan kearifan lokal dalam penyelesaian permasalahan.

Salam sehat.

————— *** —————-

Tags: