Kearifan Lokal Dominasi Pawai Budaya SD-SMP

Salah satu peserta dengan busana mliwis putih ikuti pawai budaya dalam rangka menyemarakkan HUT ke-70 Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) Ke-338 Tahun 2015.

Salah satu peserta dengan busana mliwis putih ikuti pawai budaya dalam rangka menyemarakkan HUT ke-70 Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) Ke-338 Tahun 2015.

Bojonegoro, Bhirawa
Kearifan lokal seperti asal usul Dusun Suwalan  Desa Sambiroto lalu asal usul Desa Gading yang terletak di Kecamatan Tambarejo serta cerita tradisional di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Demikian juga legenda Prabu Angkling Dharma yang berubah menjadi meliwis putih. Merupakan salah satu tampilan yang disajikan oleh peserta pawai budaya tingkat SD dan SMP sederajat.
Pawai yang digelar dalam rangka menyemarakkan HUT Ke -70 Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-338 Tahun 2015 ini berlangsung meriah dan dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan pawai budaya ini.
Pada pawai yang mengambil rute disepanjang jalan protokol yang dimulai dari titik start di Jl. P. Mas Tumapel Bojonegoro – Jalan Imam Bonjol – Jalan Mastrip – Jl. MH. Thamrin- Jl Panglima Sudirman – Jalan Teuku Umar – Jalan WR. Supratman – Jalan Hayam Wuruk lalu menuju Jalan Trunojoyo kembali menempuh rute di sepanjang jalan Imam Bonjol dan finish di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Dari pantauan di lapangan menunjukan pawai Budaya banyak diambil tema yang mengangkat budaya dan sejarah Bojonegoro, mulai tema kayangan api, Burung meliwis putih, yang di buat hiasan tumpangan karnaval budaya tingkat SD dan SMP ini.
Sebanyak 45 regu pawai budaya tingkat SD- SMP ini hampir kesemuanya bertemakan sejarah Bojonegoro, selain cerita Meliwis Putih dan juga replika obyek wisata kayangan api menjadi tema banyak juga pakaian adat yang dikenakan dan kesemuanya berbau Bojonegoro. “Pawai Budaya ini adalah bentuk agar masyarakat dan khususnya anak anak memahami sejarah Daerah sendiri,” kata Hanafi, Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro usai memberangkatkan Pawai budaya, kemarin.
Peserta tahun ini mencapai 45 grup. Karnaval menjadi ajang menampilkan kreativitas peserta. Selain menampilkan kesenian dan potensi daerah, peserta diberi kebebasan berkreasi sesuai tema. “Tahun ini untuk tingkat SMA dan umum pada 3 Oktober,”  imbuh Kasi Pelestarian Budaya Disbupar Bojonegoro, Supriyadi. [bas]

Tags: