Kebakaran di Bojonegoro Cenderung Meningkat

Foto: ilustrasiilustrasi Kebakaran

Bojonegoro, Bhirawa
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, Jatim, menyatakan kejadian kebakaran baik kebakaran pemukiman maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla) cenderung meningkat dengan jumlah 30 kejadian selama kemarau.
“Kejadian kebakaran selama kemarau pada Juli dan Agustus cenderung meningkat dibandingkan semasa masih musim hujan,” kata Kepala Bidang Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Rabu (15/8).
Ia menyebutkan sesuai prakiraaan cuaca Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, daerahnya masuk musim kemarau akhir Juni. Kemarau akan berlangsung sampai September, dengan puncak kemarau pada Agustus sekarang ini. “Puncak kemarau Agustus rawan menimbulkan kebakaran tidak hanya bangunan tapi juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” ucapnya.
Sesuai data, kata dia pada Agustus ini terjadi 10 kali kebakaran baik pemukiman maupun karthutla, per 15 Agustus. Pada Juli terjadi 19 kali kebakaran baik pemukiman, bangunan maupun karthutla.
Menurut dia, kejadian kebakaran selama kemarau itu meningkat dibandingkan sebelum masuk kemarau ketika masih musim hujan. Pada Mei hanya lima kali kejadian pemukiman dan Juni delapan kali kejadian kebakaran pemukiman dan karhutla. “Meningkatnya kebakaran pemukiman juga karhutla disebabkan panas, juga media yang ada seperti rumah dalam kondisi kering,” ucapnya.
Ia mencontohkan kejadian kebakaran pada 13 Agustus di Desa Talun, Kecamatan Sumberrejo, dengan cepat menjalar ke bangunan lainnya. Sebab, bangunan rumah dari kayu jati yang sudah kering, juga berisi barang-barang yang mudah terbakar termasuk elpiji.
Kebakaran yang berawal akibat hubungan arus pendek listrik di kediaman Fauzi Romadhon (45) dengan cepat menjalar membakar rumah di sebelahnya milik Slamet Bagio (65) dan Suharto (48).
“Api juga membakar gedung PKK, satu gedung PAUD dan TK, tapi hanya sebagian karena regu unit pemadam kebakaran sudah datang ke lokasi untuk memadamkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat semakin meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya kebakaran tidak hanya pemukiman, tapi juga karhutla. “Sebaiknya warga tidak sembarangan membuang puntung rokok di kawasan hutan, untuk menghindari kebakaran,” ujarnya. [ant]

Tags: