Kebakaran Hebat Lumpuhkan Pasar Wage Kab.Tulungagung

Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang semakin membesar di Toko Aneka Ria, Kamis (10/8).

(Fasilitas Damkar Pemkab Belum Layak)
Tulungagung, Bhirawa
Kebakaran hebat yang melanda sedikitnya lima toko dan gudang di deretan Pasar Wage Kota Tulungagung, Kamis (10/8). Kebakaran ini  membuat aktifitas pedagangan di kawasan ini lumpuh.
Hampir semua toko yang ada di kawasan Pasar Wage tutup. Bahkan aktifitas di Pasar Wage juga lumpuh karena ditinggal para pedagang.  Pedagang enggan meneruskan aktifitas perdagangannya setelah Toko Aneka Ria yang berada persis di selatan Pasar Wage dan hanya dipisahkan jalan kecil terbakar sekitar pukul 08.15 WIB.
Apalagi, kemudian api tidak kunjung padam dan justru terus membesar serta merembet ke toko-toko di sebelah selatannya yang sederet. Mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tulungagung yang didukung dua mobil tangki pemasok air saat itu dak kuasa menahan amukan si jago merah.
Bahkan, bantuan tiga mobil pemadam kebakaran dari PT Gudang Garam Kediri dan Pemkot Kediri belum bisa pula secara cepat memadamkan api. Sampai pukul 13.00 WIB api masih tampak berkobar.
Petugas pemadam terlihat kesulitan untuk segera memadamkan api. Selain faktor ketersedian air yang tidak bisa cepat tersuplai, juga masalah ketinggian gedung yang terbakar relatif tidak terjangkau semprotan air dari mobil pemadam kebakaran. Utamanya, mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tulungagung.
Wakil Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM, yang meninjau langsung lokasi kebakaran prihatin dengan belum memadainya peralatan pemadam kebakaran yang dimiliki Pemkab Tulungagung itu.
Ia berjanji akan berusaha merealisasi pembelian mobil pemadam kebakaran dengan fasilitas crane (bertangga atau berpengangkat) tinggi.
”Sudah waktunya Tulungagung mempunyai mobil pemadam kebakaran yang ber-crane tinggi. Nanti pada tahun 2018 akan kami anggarkan di APBD Tulungagung 2018,” paparnya.
Diakui Maryoto, mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tulungagung sudah tak memadai untuk pemadaman api di gedung yang berlantai tiga keatas. Terlebih, kini di Kota Tulungagung sudah mulai banyak tumbuh gedung bertingkat yang berlantai lebih dari tiga lantai.
Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi, juga datang ke lokasi kebakaran. Ia datang ditengah api masih berkobar melahap deretan toko dan gudang yang berada di pinggir Sungai Ngrowo itu.
Kebakaran kemarin termasuk yang paling besar terjadi di Tulungagung dalam 16 tahun terakhir. Kebakaran hebat sebelumnya terjadi di kawasan yang sama yakni Pasar Wage pada tahun 2001 silam.
Sejumlah warga yang menyemut di area lokasi kebakaran sempat dikejutkan dengan bunyi suara ledakan yang terjadi di dalam toko yang terbakar. Ledakan terjadi karena di dalam toko tersimpan barang-barang kimia, seperti kemasan parfum dan kemasan bergas lainnya.
Kasubag Humas Polres Tulungagung, AKP Saeroji, di lokasi kebakaran belum bisa memberikan keterangan terkait penyebab kebakaran. Polisi, masih fokus mengatur kelancaran pemadaman api ditengah berjubelnya masyarakat yang melihat di lokasi kebakaran.
Namun demikian, informasi yang diterima Bhirawa menyebutkan, kebakaran diduga dipicu saat toko menyalakan mesin genset akibat listrik PLN padam. Kebakaran terjadi selepas listrik PLN yang tiba-tiba menyala kembali. Diperkirakan, kerugian yang timbul akibat kebakaran itu mencapai miliaran rupiah.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Tulungagung, Drs H Mashud, mengungkapkan tidak masalah jika Pemkab Tulungagung mengusulkan untuk pembelian mobil pemadam kebakaran yang lebih representatif dalam RAPBD 2018. ”Kalau memang perlu untuk kepentingan masyarakat mengapa tidak,” katanya. [wed]

Tags: