Keberpihakan UNBK pada Difabel Netra

Oleh :
Janu Arlinwibowo, M.Pd
Pemerhati Pendidikan Difabel

Pada dasarnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bukan hal baru, tahun 2015 diselenggarakan oleh 554 sekolah dan tahun 2016 dilaksanakan di 4.382 sekolah. Tahun ini menjadi lebih heboh karena hampir seantero nusantara yaitu 30.813 sekolah menyelenggarakan UNBK. Ujian Nasional dijadwalkan pada tanggal 3-6 April 2017 untuk SMK, 10-13 April 2016 untuk SMA/MA dan 2-16 Mei 2017 untuk SMP.
Difabel netra dan UNKP
Difabel netra sering menjadi sorotan dalam penyelenggaraan tes. Selama ini, Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) tidak dapat terakses oleh difabel netra sehingga harus ada modifikasi perubahan huruf visual menjadi huruf taktual (Braille). Namun faktanya, penggunaan huruf Braille oleh difabel netrabukan tanpa kendala. Menurut Mani dan rekan-rekan dalam buku mathematics made easy for childern with visual impairment, salah satu masalah membaca huruf timbul adalah membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan membaca huruf visual. Maka alokasi waktu ujian yang logis untuk siswa umum menjadi tidak presisi jika dikerjakan oleh difabel netra, pasti ada keluhan sempitnya waktu mengerjakan. Fakta tersebut dikuatkan dengan hasil riset penulis yang menunjukan data bahwa difabel netra lebih nyaman mengerjakan soal audio dibanding soal dengan huruf Braille karenadapat dibaca dengan lebih cepat dan relatif mudah untuk mencari soal nomor sebelumnya.
Menguntungkan?
Terdapat dua jenis difabel netra yaitu low vision yaitu orang yang pengelihatannya sangat terbatas, bahkan kacamata tidak mampu membantunya untuk melihat secara normal sehingga dalam proses belajar menggunakan huruf yang diperbesar secara ekstrim dan buta total yaitu orang yang sudah tidak dapat mengakses informasi visual sehingga dalam belajar harus menggunakan huruf Braille.
Pemanfaatan TI memiliki potensi besar untuk mengondisikan ujian mudah terakses oleh difabel netra. Teknologi membuat setting menjadi sangat luwes sehingga sesuatu yang tidak mungkin di UNKP menjadi mudah di UNBK.
Dewasa ini sudah tidak kaget melihat difabel netra mengoperasikan handphone dan laptop. Perkembangan teknologi menelurkan suatu perangkat lunak screen reader yang memfasilitasi difabel netra mengakses telepon genggam ataupun komputer. Prinsipnya adalah mengonversi tulisan dan simbol yang ada dilayar monitor menjadi suara.Demikian maka siswa buta total dapat mengerjakan UN dengan mudah karena soal dapat disuarakan dengan bantuan software screen reader. Low visionjuga mendapat keuntungan dengan dipaparkannya soal dalam komputer karenasoal dapat diperbesar sesuai keinginan. Kemudahan tersebut adalah hal yang mustahil dilakukan pada format UN terdahulu. Dengan demikian maka secara teori UNBK ramah pada difabel netra.
Fakta Kekinian
Dalam praktiknya, masih ditemukan kendala implementasi UNBK.Seperti contoh kasus aduan dari SMKN 2 Surabaya dan SMKN 5 Surabaya yang menyampaikan bahwa beberapa soal yang tidak muncul atau tidak muncul secara utuh. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Prof. Nizam menduga bahwa kejadian itu disebabkan oleh hardware dan software kurang mendukung sehingga tidak mampu menampilkan soal audio dan video secara baik.
Berkaca dari kasus di Surabaya yang notabene kota besar, beralasan jika ada dugaan bahwa di sekolah pinggiran dengan fasilitas yang lebih minim muncul kendala pula. Padahal justru kecanggihan dalam menampilkan gambar, audio, ataupun videolah yang menjadi penentu utama agar UNBK menguntungkan bagidifabel netra.
Kelola Potensi
Nasib difabel netra menjadi sangat baik saat semua potensi dikelola dengan benar sehingga semua keuntungan dapat terwujud. Kesanggupan sekolah dalam menyiapkan segala fasilitas pendukung merupakan kunci sukses pelaksanaan UNBK yang ramah bagi difabel netra. Hal yang pertama harus dijamin oleh sekolah adalah fasilitas hardware dan software termasuk ketersediaan software screenreader pada komputer dan headphone sebagai piranti difabel netra dalam mengakses output audio. Kedua, harus ada pembekalan kemampuan mengoperasikan komputer secara intensif. Sekolah harus memastikan semua siswanya telah terlatih sehingga tidak gagap dalam menjalani ujian. Ketiga, pemerintah harus memastikan gambar dan tulisan pada soal memiliki resolusi yang baik sehingga jika diperbesar oleh siswa low vision tidak “pecah”. Keempat, gambar harus dilengkapi oleh deskripsi untuk memfasilitasi siswa buta total. Pada umumnya, difabel netra diberikan fasilitas seorang pendamping untuk mendeskripsikan gambar, namun jika sudah ada fitur dalam soal yang menyediakan deskripsi maka akan lebih baik. Kelima, dalih mahalnya pengadaan perangkat yang canggih oleh sekolah merupakan perhatian khusus dalam kasus ini. Harus ada komitmen khusus antara pemerintah dan sekolah dalam menyediakan fasilitas UNBK sehingga dapat memfasilitasi memfasilitasi dengan baik.

                                                                                                                     ———– *** ————-

Rate this article!
Tags: