Kebiasaan Membaca Buku Jadi Tanggung Jawab Semua Pihak

Kelompok IPS sedang mendiskusikan hasil karya kelompoknya di Pelatihan MBS modul II untuk SMP. [achmad tauriq/bhirawa]

Kelompok IPS sedang mendiskusikan hasil karya kelompoknya di Pelatihan MBS modul II untuk SMP. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Upaya membiasakan membaca buku bagi anak-anak di sekolah bukan saja menjadi tanggung jawab guru atau kepala sekolah tapi juga harus dilakukan oleh semua pihak baik di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
Jadi sangat diperlukan bagi kepala sekolah, guru, orangtua, teman dan masyarakat bergerak bersama untuk menciptakan pembiasaan membaca sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan setiap hari.
Menurut Whole School Development USAID Prioritas Jawa Timur, Dyah Haryati Puspitasari saat dihubungi Bhirawa, Rabu (26/8) kemarin mengungkapkan pengelolaan budaya baca menjadi tantangan untuk sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung gerakan membaca.
“Ada 4 hal yang ditekankan dalam pelatihan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)untuk Modul III ini yakni, mengetahui sejauh mana program budaya baca telah berjalan di sekolah masing-masing,
Mendapatkan cara-cara/kegiatan baru untuk meningkatkan budaya baca di sekolah, rumah/masyarakat,” jelasnya.
Selain itu mempunyai rencana pengembangan budaya baca yang baru di sekolah dan berbagi tindakan nyata antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam mengelola program budaya baca di sekolah / masyarakat.
Sebelumnya, para peserta pelatihan yang terdiri dari 65 fasilitator daerah dari 13 kabupaten/kota dalam Pelatihan MBS untuk Pelatih Tingkat Provinsi di Jawa Timur telah mendapatkan pelatihan Modul II dimana terdapat materi tentang Menciptakan Program Membaca di sekolah.
“Di dalam Modul III ini adalah bagaimana keberlanjutan budaya baca terus dilakukan agar menjadi program tetap dan abadi yang dimiliki oleh sekolah. Dalam pelatihan ini, dibahas pula kiat  melakukan supervise informal dan supervisi klinis di kelas, termasuk di dalamnya tentang mekanisme penilaian kinerja guru (PKG),” ujarnya.
Adapun ke-13 Kabupaten / Kota yang mengikuti pelatihan adalah Kab Sidoarjo, Kab Bangkalan, Kab Pasuruan, Kab Bojonegoro, Kab Tuban, Kab Nganjuk, Kab Sampang, Kota Mojokerto, Kab Mojokerto, Kab Pamekasan, Kab Blitar, Kab Situbondo, dan Kab Pamekasan. [riq]

Tags: