Kebijakan Angkutan Umum Gratis Bagi Pelajar

PriyambodoOleh :
Priyambodo
Peneliti Madya, alumni Rijks Universiteit Centrum Antwerpen Belgia dan L’Universite de Nantes Perancis.

Di kota-kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Jember jumlah angkutan umum masal semakin berkurang. Penyebabnya, karena karakteristiknya tidak tepat waktu, tidak nyaman, biayanya mahal, untuk mencapai tujuan umumnnya menggunakan lebih dari satu moda (Balitbang Provinsi Jawa Timur, 2011). Akibatnya banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan pribadi terutama kendaraan roda dua, apalagi dalam memperoleh kendaraan pribadi tersebut sangat mudah.
Perbandingan angkutan umum masal dengan kendaraa pribadi di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Pamekasan berkisar antara 0,05 % sampai 0,30 %. Ini artinya jumlah angkutan umum masal yang beredar di kota-kota tersebut jumlahnya kurang dari 1 % dari total jumlah kendaraan yang ada di kota-kota tersebut. (Priyambodo, 2013).
Sarana angkutan umum masal di Jatim umumnya didomimasi oleh jenis mobil berukuran kecil, yaitu ukuran CC 1000 sampai 1500 CC. Angkutan umum masal tersebut biasa disebut Mikrolet, Angkot, Angdes, atau Bemo. Rata-rata jenis mobil yang dipakai untuk angkutan umum masal adalah jenis colt station dengan penumpang maksimum 10 orang ditambah sopir.
Melihat fenomena angkutan umum masal yang semakin lama semakin berkurang jumlahnya, dan disatu sisi kendaraan pribadi semakin bertambah banyak tak pelak kondisi ini menambah runyamnya problem lalu lintas di jalanan karena kemacetan semakin mengular di jalan-jalan raya di wilayah kota-kota besar di Jawa Timur.
Di tengah kondisi angkutan umum masal yang semakin berkurang dan buruk pelayanannya, ada sebuah kebijakan yang menarik yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung dan Kota Kediri di bidang angkutan umum masal, yaitu menyediakan fasilitas angkutan umum gratis bagi pelajar di ke dua wilayah tersebut dengan memanfaatkan dana APBD setempat.
Kebijakan pemberian angkutan umum gratis kepada pelajar tersebut tentunya sangat menarik dan memberikan harapan terciptanya sistem angkutan umum masal yang bagus dan professional.Hal inilah pada tahun 2015 yang lalu ditangkap oleh Bidang Ekonomi dan Keuangan Balitbang Provinsi Jawa Timur untuk melakukan sebuah kajian tentang angkutan umum gratis.Dan tentunya langkah-langkah iniperlu didukung serta dikembangkan ke arah yang lebih luas lagi cakupan dan kegunaan serta manfaatnya untuk mengurangi kemacetan dan menekan biaya transportasi serta problem-problem angkutan jalan lainnya.
Kabupaten Tulungagung
Hasil kajian menunjukkan bahwa perbandingan jumlah kelas dan jumlah murid antar tingkatan sekolah di Kabupaten Tulungagung sangat jauh, yaitu antara sekolah tingkatan SD, SLTP, dan SLTA baik negeri maupun swasta. Jumlah SD di Kabupaten Tulungagung tahum 2013/2014 adalah 609 SD negeri dengan jumlah murid sebanyak 77.928 murid, dan 51 SD swasta dengan jumlah murid 7.164 anak.
Tingkatan SLTP ada 48 SLTP negeri dengan jumlah murid 31.945 anak, dan 25 SLTP swasta dengan jumlah murid sebanyak 3,257 anak. Tingkatan SLTA ada 22 SLTA negeri dengan jumlah murid 12.693 anak, dan 44 SLTA swasta dengan jumlah murid 12.647 anak.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jumlah pelajar yang pergi pulang ke sekolah setiap hari mulai dari tingkatan SD sampai SLTA ada sebanyak 85.092 murid SD, 35.202 murid SLTP, dan 25.340 murid SLTA. Dan dari temuan awal diketahui bahwa murid-murid tingkat SLTP dan SLTA yang paling banyak menggunakan angkutan umum gratis yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Sementara jumlah armada angkutan umum yang memberikan fasilitas gratis bagi pelajar hanya berjumlah 10 kendaraan dan pada PAK tahun 2015 ditambah 2 kendaraan sehingga total jumlahnya ada 12 kendaraan dalam bentuk bus ukuran ¾ an.
Selanjutnya untuk pembiayaan pelaksanaan angkutan umum gratis bagi pelajar di Kabupaten Tulungagung ini diambilkan dari dana APBD pada tahun yang berjalan dengan sistem perjanjian kerjasama antara pihak Pemerintah Kabupaten Tulunggagung yang dalam hal ini diwakili oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tulungagung sebagai pihak Pertama dengan pemilik kendaraan angkutan umum/sopir sebagai pihak kedua.
Kota Kediri
Sementara di Kota Kediri pelaksanaan pemberian fasilitas angkutan umum gratis bagi pelajar agak berbeda dengan yang dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung. Di Kota Kediri saat ini komposisi atau perbandingan antar sekolah SD, SMP, maupun SMU baik negeri maupun swasta tipologinya hampir sama dengan yang ada di kabupaten Tulungagung.
Di Kota Kediri yang terdiri dari 3 kecamatan terdapat 116 SD negeri dengan 25.514 murid dan 23 SD swasta dengan 4.771 murid. Tingkat SLTP tedapat 8 SLTP negeri dengan jumlah murid sebanyak 7995 murid dan 25  swasta dengan jumlah murid sebanyak 5.511 murid.Tingkat SLTA umum negeri terdapat 8 SLTA umum negeri dengan jumlah murid sebanyak 7.628 murid dan 12 SLTA umum swasta dengan jumlah murid sebanyak 3.277 murid.Selain SLTA umum di Kota Kediri juga ada SLTA kejuruan, yaitu SLTA kejuruan negeri ada sebanyak 3 SLTA kejuruan negeri dengan jumlah murid sebanyak 4.490 murid dan 23 SLTA kejuruan swasta dengan jumlah murid sebanyak 12.141 murid..
Di Kota Kediri jumlah murid SD yang setiap hari pergi pulang kesekolah ada sebanyak 30.285 murid baik swasta maupun negeri.Sementara murid SLTP baik negeri maupun swasta yang pergi dan pulang ke sekolah ada sebanyak 13.506 murid.Sedangkan murid tingkat SLTA umum baik negeri maupun swasta adalah 10.905 murid dan yang SLTA umum kejuruan baik negeri maupun swasta ada sebanyak 16.631 murid.
Dari sejumlah pelajar tersebut baik tingkat SD, SLTP, dan SLTA diberikan angkutan umum gratis hanya pada jam-jam berangkat sekolah dan pada jam-jam waktu pulang sekolah, yaitu jam berangkat sekolah pagi hari mulai pukul 06.00 – 07.00 pagi hari dan jam pulang sekolah pada pukul 12.00 – 13.00 siang. Sementara sistem pmbiayaan angkutan umum gratis tersebut dirupakan dalam bentuk pemberian bensin gratis sebanyak 6 liter yang terdiri dari ship pagi 3 liter (jam berangkat pelajar) dan shif siang 3 liter (jam pulang pelajar) kepada angkutan umum yang mengangkut pelajar.
Pertimbangan Utama
Pemerintah Kabupaten Tulungagung memberikan pelayanan angkutan umum gratis bagi pelajar dengan pertimbangan bahwa sebelum disediakan angkutan umum gratis banyak pelajar yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di jalan yang korbannya mayoritas adalah anak pelajar.Selain itu juga untuk meringankan beban orang tua murid yang selalu menghantar dan jemput putra-putrinya dari dan ke sekolah.
Banyaknya pelajar yang mengendarai sendiri kendaraan bermotor roda dua ini pun juga menjadi pertimbangan mengapa Pemerintah Kota Kediri dan Kabupaten Tulungagung memberlalukan pelayanan angkutan umum gratis bagi pelajar.Mengingat usia mereka masih di bawah umur untuk kepemilikan surat izin mengemudi (SIM)dan kondisi inilah yang membuat pemerintah setempat berupaya mengurangi pelajar-pelajar yang belum memiliki SIM untuk berlalu lintas di jalan raya.
Melihat jumlah siswa SLTP dan SLTA yang sangat banyak jumlahnya yaitu lebih dari 60.000 siswa di Kabupaten Tulungagung dan 40.000 siswa di Kota Kediri maka fasilitas angkutan gratis bagi pelajar sangatlah kurang. Jumlah armada di Kota Kediri pada tahun 2014 adalah sebanyak 50 angkot, jumlah penumpang maksimum adalah 12 siswa, jika seluruh angkot beroperasi maka sekali jalan akan mengangkut 600 siswa sementara jumlah siswa SLTP dan SLTA di Kota Kediri adalah 40.000 siswa, jadi hanya sekitar 1,5 % siswa dari 40.000 siswa yang terangkut oleh pelayanan angkutan umum gratis, kurang dari 2 %. Begitu juga di kabupaten Tulungagung hanya mampu mengangkut siswa secara gratis hanya 1,1 % siswa dari 60.000 siswa SLTP dan SLTA.
Melihat kondisi tersebut maka perluasan cakupan pelayanan angkutan umum gratis untuk selain pelajar belum memungkinkan untuk diperluas selain untuk pelajar.Karena untuk pelajar sendiri masih perlu ditingkatkan armadanya. Jadi pelayanan angkutan umum gratis bagi pelajar di kedua kota, yaitu di Kota Kediri dan Kabupaten Tulungagung yang perlu dikembangkan adalah menambah jumlah route dan jumlah armada.
Di Kota Kediri dari 9 trayek yang ada tidak semuanya melayani pelayanan angkutan gratis bagi pelajar, yang melayani pelayanan angkutan gratis bagi pelajar hanya trayek A, B, F dan G sementara trayek lainnya tidak melayani angkuutan gratis bagi pelajar.Armada pelayanan gratis bagi pelajar di Kota Kediri perlu ditambah karena dari sekitar 40.000 siswa tingkat SLTP dan SLTA di Kota Kediri yang baru bisa diangkut hanya 1,5 % kurang dari 2 %.
Begitu juga di Kabupaten Tulungagung dari 19 kecamatan yang dilayani angkutan umum gratis hanya meliputi 5 wilayah kecamatan saja yang arahnya menuju ke Kota kabupaten Tulungagung. Ke lima kecamatan tersebut adalah Campurdarat, Kalidawir, Ngunut, Ngantru, dan Gondang. Jumlah siswa yang diangkutpun juga masih relatif kecil yaitu hanya 1,1 % dari total siswa yang berjumlah 60.000 siswakurang dari 2 %..
Rekomendasi
Kepada pemerintah Kota Kediri direkomendasikan agar pemberian layanan angkutan gratis kepada siswa diperluas ke Lyn lain, yaitu ke Lyn C,  E, G, dan I. pengawasan perlu diperketat kepada para sopir yang mendapatkan kupon atau voucher gratis karena begitu mendapatkan BBM gratis sopir yang bersangkutan tidak melewati route yang seharusnya dilewati, tetapi putar balik mencari penumpang lain.
Kepada Pemerintah Kabupaten Tulungagung direkomendasikan agar menambah route layanan yang memiliki jumlah siswa dalam jumlah besar pada wilayah-wilayah kecamatan Rejotangan Tulungagung dan Kedungwaru Tulungagung.Menyusun skema pembiayaan bakuangkutan umum gratis bagi pelajar yang melibatkan sektor-sektor pemerintah daerah, BUMD, masyarakat, dan swasta dengan konsep yang saling menguntungkan dengan tetap mengutamakan pelayanan publik.

                                                                                                          ——— *** ———-

Tags: