Kebut Program Integrasi Gizi Mikro

Kepala Dinkes Jatim Harsono membuka acara Peluncuran Program Integrasi Gizi Mikro (MITRA)

Kepala Dinkes Jatim Harsono membuka acara Peluncuran Program Integrasi Gizi Mikro (MITRA)

Surabaya, Bhirawa
Kendati lebih rendah atau melampaui target Millenium Development Goal’s (MDG’s) angka kematian bayi dan ibu di Jatim masih menjadi perhatian khusus pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan kematian ibu dan anak dengan melakukan kerjasama Suplementasi Zat Gizi Mikro
Pemerintah p[usat melalui  Kementerian Kesehatan RI telah melakukan  kerja sama program implemetasi gizi mikro ini dengan Australian Aid, Pemerintah Kanada, dan Micronutrient Initiative (Organisasi Gizi Global).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Harsono menjelaskan, di Jatim masih terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 93,3 per 1.000 kelahiran, lebih rendah dari MDG’s yang sebesar 102.  Sedangkan angka kematian bayi sebanyak 25 per 1.000 kelahiran, lebih tinggi dari target MDG’s yang sebesar 23.
“Setiap tahunnya di Jatim ada sebanyak 567 ibu meninggal. Tentunya masalah ini masih menjadi perhatian kami untuk menanganinya dan menekan angkanya,” ujarnya pada Peluncuran Program Integrasi Gizi Mikro (MITRA) dalam rangka Gerakan 1.000 Hari pertama Kehidupan sebagai Rangkaian Peringatan Hari Gizi Nasional di Dinkes Jatim, Rabu kemarin (27/1).
Harsono menjelaskan, program Integrasi Gizi Mikro tersebut nantinya akan dilakukan di 10  kabupaten/kota  di Jatim, namun diharapkan kedepan dapat meluas ke 38 kabupaten/kota. Dimana program ini diwujudkan dalam suplementasi zat gizi mikro, seperti vitamin A, zinc, zat besi, dan asam folat kepada masyarakat yang membutuhkan. Dimana zat gizi tersebut menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi ibu hamil, bayi dan balita dalam pemenuhan gizi untuk mengurangi resiko keaskitan dan kematian.
“Termasuk juga bantuan tablet tambah darah bagi ibu hamil, zinc dan oralit bagi balita sebagai pengobatan terhadap diare. Diharapkan berbagai permasalahn gizi dapat diatasi dan korbannya dapat ditekan melalui program ini,” jelasnya.
Sementara itu dipilihnya 10 kabupaten/kota di Jatim tersebut berdasarkan pertimbangan terjadinya kasus dan kejadian tertentu yang berkaitan dengan pemenuhan gizi. Dan nantinya akan menjadi evaluasi perkembangan kecukupan gizi diwilayah-wilayah tersebut.
Di tempat yang sama, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian kesehatan RI, Doddy Izwardi menambahkan, program yang dilakukan dibeberapa provinsi di Indonesia atas bantuan beberapa pihak luar negeri tersebut diharapkan mampu membantu program pemerintah Indonesia dalam pengentasan gizi buruk dan menekan angka kematian ibu dan bayi. Dimana untuk program Integrasi Gizi Mikro tersebut, Indonesia mendapatkan bantuan kurang lebih Rp 17,7 miliar dari kedua negara, yaitu Rp 13,9 miliar dari Australia dan Rp 3,8 miliar dari Pemerintah Kanada.
“Kami sangat berterima kasih dan menyambut baik bantuan ini. Kedepannya agar lebih banyak daerah yang bisa menjadi bagian dari program ini. Dengan begitu masalah gizi ibu hamil dan balita dapat ditekan dengan baik,” tegasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: