Kebutuhan daging sapi di Jatim Mencukupi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Diperkirakan selama setahun ini, kebutuhan daging sapi di Jawa Timur masih mencukupi. Berdasarkan data Dinas Peternakan (Disnak) Jatim menyebutkan, populasi sapi potong di Jatim pada 2014 mengalami peningkatan sebanyak 4,16 persen dibandingkan populasi tahun 2013.
Untuk tahun 2014 jumlahnya sebanyak 4.113.443 ekor sedangkan di tahun 2013, jumlahnya sebanyak 3.949.097 ekor. Sedangkan untuk kelahiran sapi potong di tahun 2014 sebanyak 925.102 ekor.
Untuk sapi siap potong yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim ada sebanyak 477.000 ekor. Sedangkan untuk stok sapi yang dikirim keluar Jatim sebanyak 310.000 ekor.
“Sampai Januari kemarin pemotongan masih stabil berkisar 1000 hingga 1200 ekor. Peningkatan pemotongan sapi biasanya mendekati hari-hari raya besar keagamaan. Saat ini populasi sapi yang ada telah mencapai 4,4 juta ekor. Karena itu stok sapi potong aman, baik untuk didalam Jatim maupun untuk suplai keluar,” ujar Kepala Disnak Jatim, Ir Maskur MM, Rabu (10/2).
Terlebih, permintaan sapi potong ke Jatim saat ini sudah tidak terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya stok sapi potong impor yang telah memenuhi daerah di luar Jatim. “Jadi sekarang ini daerah lain di luar Jatim tidak hanya mengandalkan suplai sapi dari Jatim. Daerah-daerah itu telah digerojok daging impor. Sehingga permintaan sapi kesini (Jatim) tidak terlalu tinggi,” jelasnnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan Jatim sebagai salah satu daerah terbesar penyuplai sapi siap potong di Indonesia, akan terus menjaga tata niaga ternak. Hal ini penting dilakukan agar bisa mendapatkan kualitas daging sapi yang ASUH (Aman, Sehat, Asuh dan Halal) serta bisa mengendalikan penyakit ternak.
Maskur menambahkan, pihaknya akan memperketat ijin keluar masuknya hewan ternak dengan harus disertai surat rekomendasi dari dokter hewan. Ini berlaku untuk hewan yang masuk maupun keluar Jawa Timur.
Disinggung soal harga daging sapi di pasaran, Maskur mengakui harga terus naik karena harga sapi hidup dipengaruhi sarana produksinya. “Harga daging di pasaran tidak mungkin turun, kalau ongkos produksinya terus naik. Kalau dirata-rata setiap satu ekor sapi butuh makan 30 kg per hari. Harga rumput per kg Rp 600, itu belum ditambah pakan konsentrat,” ungkapnya.
Diketahui, harga sapi potong berat hidup sekitar Rp 41000 per kg. Sedangkan harga daging sapi (murni) berkisar Rp 90.000-94.000 per kg. Untuk daging tetelan Rp 78.000 per kg, karkas Rp 83.000 per kg dan daging lulur mencapai Rp 11 0rb per kg. [rac]

Tags: