Kebutuhan Dokter Tinggi, Jatim Kekurangan 27.897 Dokter

Dirjen Tenakes Kemenkes melakukan visitasi di UPN Veteran Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Kebutuhan dunia Kesehatan, khususnya tenaga kedokter masih cukup tinggi. Di Jawa Timur, jumlah tenaga dokter baru 13.166 dari total jumlah penduduk yang mencapai 41 juta. Sehingga di Jatim masih kekurangan 27.897 dokter.
Data ini dijabarkan Dirjen Tenaga Kesehatan Kementrian Kesehatan, Drg Aryanti Araya MKM saat melakukan visitasi Fakultas Kedokteran ke Universitas Pembangunan Nasiona (UPN) Veteran Jawa Timur.
“Kami mencoba melihat dan mendata jumlah SDM kami, dan hal ini menjadi isu besar. Untuk itu sesuai penandatanganan SKB Menkes dengan Mendikbud pada 12 Juli ada kebijakan peningkatan kuota mahasiswa dokter dan dokter spesialis, memperbanyak dosen dengan NIDK, dan menambah rumah sakit pendidikan,” ujarnya, Jumat (27/11).
Kini, jelas Drg Aryanti, sudah terdapat 92 Fakultas Kedokteran (FK) di 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun, distribusi dokter masih juga belum merata di semua daerah. Sehingga saat ini ada empat FK penugasan untuk dibentuk di provinsi yang belum memiliki FK, yakni di Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara dan Kepri.
“Kini juga ada 18 FK pengajuan yang dalam tahap visitasi dan menunggu pencabutan moratorium pendirian FK,” lanjutnya.
Dari 18 FK itu, beberapa diantaranya berasal dari Jawa Timur. Diantaranya Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, UIDA Gontor, Universita Bhakti Wiyata, Universitas Darul Ulum Jombang, Universitas Negeri Surabaya dan UPN Veteran Jatim.
“Jawa Timur salah satu yang tentunya kota besar yang memang sudah ada beberapa fakultas kedokteran sebelumnya. Untuk membuka fakultas kedokteran sekarang tentunya beberapa hal yang harus kita pertimbangkan bukan hanya sarana. Tetapi apakah fakultas kedokteran ini masih dibutuhkan di daerah ini ya karena fakultas kedokteran yang kami bangun tidak hanya di perkotaan besar tetapi juga di daerah – daerah yang masih kekurangan fakultas kedokteran,” jabarnya.
Terkait pengajuan FK di UPN Veteran Jatim, dikatakan Aryanti masih menunggu dicabutnya moratorium pendirian FK oleh Mendikbudristek. Namun, pihaknya akan memberikan rekomendasi kesiapan universitas yang mengajukan FK dengan melihat berkas dan visitasi.
“Di UPN Jakarta sudah ada FK dengan akreditasi unggul. Nah untuk itulah kami datang ke sini (UPN Jatim) untuk melakukan visitasi. Visitasi ini akan dilihat sarana prasarana termasuk juga dari sisi kelengkapan SDM,” pungkasnya.
Sedangkan Sekretaris Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie menambahkan, jika Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Tenaga Kesehatan telah memberikan rekomendasi pembukaan FK baru karena adanya peta kebutuhan SDM tenaga dokter yang masih kurang di Indonesia. Sehingga visitasi pada perguruan tinggi yang mengajukan FK perlu dilakukan untuk dikatakan layak membuka FK.
“Kami melihat memang fasilitas kemudian SDM di UPN Veteran Jatim sangat berkomitmen untuk dapat menyiapkan dan memenuhi seluruh persyaratan pembukaan FK. Saat ini Kemenkes sudah memberikan rekomendasi pada 13 perguran tinggi untuk membuka FK, Insya Allah UPN Veteran Jatim segera menjadi yang ke 14,” harapnya.
Rektor UPN V Jatim, Prof Akhmad Fauzi MMT IPU mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan 100 persen untuk pembukaan FK. Mulai dari tenaga dosen, sarana prasarana hingga RS pendidikan.
“Kami berencana membuka FK dengan dua Prodi yaitu Pendidikan Kedokteran sekaligus Profesi Kedokteran. Tenaga dosen sudah kami siapkan dengan keunggulannya masing-masing. Jika izin keluar tahun depan pastinya kami sudah bisa menerima mahasiswa baru,” tandasnya. [ina.fen]

Tags: