Kebutuhan Guru Agama Jadi Prioritas Formasi CPNS

Foto: ilustrasi

Jawa Timur Butuh 1.133 Tenaga Pendidik
Surabaya, Bhirawa
Tenaga pendidik menjadi perhatian utama dalam perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini. Dari 1.817 lowongan, komposisi tenaga pendidik banyak dibutuhkan sekitar 1.133 lowongan.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim telah menyampaikan jika perekrutan CPNS untuk tenaga pendidik akan diprioritaskan di sekolah-sekolah terpencil, kepulauan dan daerah perbatasan. Namun kebutuhan guru agama, guru produktif dan guru Bimbingan Konseling (BK) juga masih menjadi pemenuhan prioritas kebutuhan guru yang ada di Jawa Timur.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono, Selasa (19/11) kemarin menuturkan, jika kebutuhan akan guru Agama paling banyak dibuka formasinya karena tidak bisa digantikan dengan guru pelajaran lain. Selain itu Kemenag juga tidak menyalurkan guru Agama di sekolah yang berada di naungan Kemendikbud. Karena pasokan guru Agama dari Kemenag disalurkan ke madrasah.
Meskipun diangkat Kemendikbud, lanjut Hudiyono, nantinya guru Agama juga akan disertifikasi Kemenag untuk memastikan kualitasnya. Mengenai teknis penyaluran CPNS di lingkungan Dindik Jatim, Hudiyono mengungkapkan, penyebaran akan dilakukan menyesuaikan kebutuhan sekolah.
“Diprioritaskan yang tak ada PNS dan yang memiliki kekurangan guru paling banyak,” pungkasnya.
Kekurangan guru itu pun juga terlihat di SMKN 7 Surabaya. Dikatakan Kepala SMKN 7 Surabaya, Mudianto, dari delapan jurusan keahlian, tiga jurusan keahlian diantaranya teknik pendingin tata udara, teknik listrik dan teknik komputer jaringan membutuhkan banyak tenaga PNS. Namun, dari informasi formasi CPNS yang didapat, pihaknya hanya mendapatkan guru produktif untuk jurusan teknik pendingin tata udara dan teknik listrik masing-masing satu tenaga guru. Ditambah formasi CPNS untuk guru pada mapel PPKN satu orang.
“Ini baru dapat informasi, sepertinya teknik pendingin dapat satu, PPKN dapat satu, listrik dapat satu. Dari kebutuhan itu masih sangat kurang. Karena kedepan kita masih membutuhnya banyak guru produktif,” ujar dia.
Dikatakan Mudianto, guru PNS disekolahnya terbilang masih sangat sendikit. Seperti di jurusan teknik pendingin tata udara hanya mempunyai guru PNS sebanyak dua orang. Padahal minimal, pihaknya membutuhkan minimal enam guru PNS untuk jurusan itu. Hal ini juga terjadi di jurusan listrik dan TKJ yang masing-masing membutuhkan enam hingga tujuh guru produktif PNS. Namun baru terisi dua hingga empat guru PNS.
“Kami juga kekurangan guru PNS di Mapel bahasa daerah dan agama. Selama ini yang mengisi juga dari GTT (guru tidak tetap),” papar dia.
Sementara untuk jurusan teknik mesin dan teknik kendaraan ringan (otomotif) kebutuhan tenaga guru masih mencukupi. Mudianto menuturkan, banyak guru yang pensiun juga menjadi faktor kekurangan guru disekolahnya.
“Banyak yang pensiun dan tak ada guru baru. Di lain sisi kami mengangkat GTT baru juga uangnya tidak ada. Apalagi di regulasi juga tidak boleh mengangkat GTT baru. Di sisi lain, GTT yang tidak mempunyai SK dari gubernur juga tak bisa digaji dari dana BPOPP. Jadi ini dilematis bagi kami,” jelasnya.
Lebih lanjut, kalau misalnya mereka dijadikan PNS kan bagus. Mestinya mereka ini yang didorong untuk PNS karena ahli. Ini (GTT, red) yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah karena sudah berkontribusi banyak. Kekurangan guru juga terjadi di SMAN 2 Surabaya. Menurut Kepala SMAN 2 Surabaya, Tatik Kustini sejumlah pelajaran prioritas saat ini juga membutuhkan guru PNS.
“Kebutuhan guru di SMAN 2 Surabaya yang mendesak untuk Mapel Penjasorkes, Agama, Fisika, KIMIA, Matematika, Sejarah,” ujarnya.
Kekurangan guru ini rata-rata satu guru di tiap pelajaran, pasalnya guru PNS yang sebelumnya mengampu pelajaran ada yang pensiun dan pindah tugas jadi Pengawas. [ina]

Tags: