Kebutuhan Praktek Keahlian Tinggi, uji Coba PTM Dilakukan

Terapkan protokol kesehatan, siswa SMKN 6 Surabaya ikuti uji coba praktek keahlian Kecantikan materi tata rambut.

Surabaya, Bhirawa
Uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai diterapkan di sejumlah sekolah di Surabaya, sejak Selasa (1/9) pekan lalu lalu. Kendati masih berada di zona merah, namun kebutuhan pembelajaran produktif SMK harus tetap dijalankan. Jumlah prosentasi siswa pun hanya dibatasi hingga 25% dari total siswa keseluruhan 2.413.
Seperti terlihat di SMKN 6 Surabaya, Kamis (10/9) pagi. Dengan mengenakan masker baik siswa ataupun guru mengantri untuk pengecekan suhu tubuh sebelum masuk ke area sekolah. Mereka juga diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk kelas.
Menurut Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun, pada ujicoba kali ini hampir sama skemanya saat ujicoba pertama kali dilakukan pada pertengahan Agustus lalu. Hal ini juga tak jauh berbeda untuk siswa yang melakukan praktek keahlian. Seperti jurusan Akuntansi dan Kecantikan.
“Tidak jauh beda ya (pelaksanaanya). Skemanya sama. Hanya diisi sembilan anak meskipun praktek. Kalau biasanya 36 siswa dalam satu kelas. Tapi kini dibuat sembilan siswa dengan Protokol Kesehatan (Prokes) ketat,” ungkap dia.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan sebelumnya, Bahrun menilai jika ujicoba PTM bisa diterapkan dengan beberapa syarat. Salah satunya untuk praktek jurusan Kecantikan, guru harus memilih materi yang aman dan tidak berkontak langsung antara siswa satu dan lainnya.
“Tadi kan ada materi tata rambut maka disiapkan wig rambut. Tapi kalau materi perawatan kulit ini belum kami berikan. Jadi memang pintar – pintar guru untuk memilih agar tidak terjadi kontak dengan siswa secara langsung,” papar dia.
Bahrun menambahkan, bagi siswa yang tidak terjadwal praktek keahlian bisa mengikuti pembelajaran secara Daring. Sehingga, dalam sebulan masing – masing siswa hanya melakukan tatap muka dua kali dengan sistem rotasi jurusan.
“Jadi setiap jurusan yang memungkinkan materinya bisa praktek, ya digelar praktikum. Kalau tidak sehat ya tak usah datang. Karena mereka masuk sekolah juga harus bawa pernyataan sehat dari orang tua dan surat izin dari orang tua,” jelasnya.
Sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK negeri di Surabaya, Bahrun menegaskan, siswa SMK memang tidak bisa lepas dari materi praktek. Namun, kebijakan menggelar praktek tatap muka dikatakannya menjadi kebijakan tiap sekolah.
“Tidak ada kesepakatan bersama semua sekolah, ini kebijakannya sekolah masing masing. Jadi memang di awal kami sudah buat pemberitahuan dan dicek lapangan sudah sesuai Prokes,” ujar dia.
Bahrun juga menjelaskan, pelaksanaan PTM disetiap sekolah merupakan kebijakan masing-masing SMK. Mengingat, untuk jenjang SMK kebutuhan praktek keahlian cukup tinggi. Yakni mencapai 70%. Apalagi untuk kelas XII yang mengikuti teori sejak Juli 2020 sudah waktunya mengikuti materi praktek.
“Agar tidak kerja dua kali dan efektif, saat simulasi ini juga dilakukan Daring. Jadi siswa yang tidak hadir simulasi tata muka juga paham materinya,” urainya.
Ke depan, Bahrun berencana terus menambah jurusan yang melakukan praktek tatap muka. Dengan memaksimalkan peran guru untuk menyeleksi materi yang sesuai dengan Prokes
Mengamini perkataan Bahrun, Wakil SMKN 5 Surabaya bidang Manajemen Sekolah, Anton Sujarwo menegaskan, pihak sekolah mengambil kebijakan untuk tidak mengadakan pertemuan tatap muka dengan siswa. Sejauh ini siswa masih mengikuti pembelajaran Daring sesuai dengan materi yang disusun.
“Belum berani (praktek tatap muka), tunggu informasi lebih lanjut dari dinas pendidikan SMKN 5 tetap patuh sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” pungkasnya.

Siswa Senang Bisa Mengikuti Praktek di Sekolah
Sementara itu, menanggapi uji coba pelaksanaan PTM di SMKN 6 Surabaya, para siswa mengaku cukup senang karena dapat kembali bersekolah dan mengikuti pembelajaran praktek yang tidak bisa dilakukan di rumah. Selain itu, para siswa juga mengeluh sangat jenuh jika belajar dari rumah. Hal ini diungkapkan Rahmadia, Siswi kelas 12, SMKN 6 Surabaya ini.
“Ya menggunakan faceshiled masker di rumah sarapan sampai sekolah cuci tangan, kalau dibilang jujur jenuh karena sangat membosankan seperti itu. Menurut saya (PTM,red) bagus ya jadi kami bisa belajar langsung,” ujarnya.n ina
Dihubungi terpisah, Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono menegaskan, terkait berbagai pengembangan Covid 19 akan dievaluasi bersama Kapolda dan Pangdam serta kepala daerah. Terkait dengan PTM, diperlukan arahan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansah dan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Jatim.
“Simulasi sudah dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun, besok Ibu Gubernur akan melakukan evaluasi sekaligus koordinasi dengan kepala daerah,” tutur Heru.
Kordinasi juga dilakukan dalam rangka menyikapi dan menindaklanjuti surat edaran dari beberapa kementerian untuk penanganan Covid 19. ”Ada hal yang harus dievaluasi sesuai arahan ibu gubernur dan kordinasi bersama perlunya kordinasi bersama Kepala Dinas Pendidikan Jatim khususnya untuk pembelajaran SMA/SMK di Jatim,” pungkas Heru. [ina.tam]

Tags: