Kecamatan Asemrowo Tandatangani Komitmen Pencegahan Stunting

Camat Asemrowo Surabaya, Drs Bambang Udi Ukoro SH MSi, bersama Ketua TP PKK Kec Asemrowo, Ny Dra Novelija,SH,Kepala Puskesmas dr Ratna Ika Wardini, Kader PKK Kecamatan Asemrowo, Lurah, Polsek dan Koramil Asemrowo Surabaya saat melakukan komitmen dan kampanye percepatan pencegahan anak kerdil (stunting) di Kantor Kecamatan Asemrowo, kemarin. [trie diana/bhirawa]

(Bersama 30 kecamatan lainnya se-Kota Surabaya)
Surabaya, Bhirawa
Kecamatan Asemrowo bersama 30 kecamatan lainnya se-Kota Surabaya, Jumat (27/12) lalu melaksanakan Instruksi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, agar menandatangani Komitmen dan Kampanye Percepatan Pencegahan Stunting atau anak kerdil di tingkat kecamatan.
Menurut Camat Asemrowo, Drs Bambang Udi Ukoro, Presiden Joko Widodo telah menjadikan percepatan pencegahan stunting sebagai prioritas pembangunan nasional. Dan Program ini ditindaklanjuti Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dengan menginstruksikan kepada 31 kecamatan agar menandatangani komitmen.
”Program pencegahan stunting sebagai Program Nasional diharapkan juga bisa menekan angka stunting di Kecamatan Asemrowo. Syukur-syukur bisa dilakukan perbaikan sesuai dengan kondisi yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo dengan melibatkan seluruh stake holder, dalam rangka perbaikan gizi danj lingkungan yang ada di Kecamatan Asemrowo,” jelas Bambang.
Bambang menjelaskan, karena pengaruhnya bukan hanya aspek gizi saja, tetapi aspek lingkungan juga berpengaruh pada kondisi masyarakat terkait adanya stanting.
Mantan Camat Tegalsari ini menegaskan, secara serentak memang instruksi ibu wali kota untuk seluruh kecamatan melakukan penandatanganan komitmen pencegahan stunting di wilayah kecamatan masing masing dan pelaksanaan di kantor kecamatan pada Hari Jumat (27/12).
Sedangkan yang terlibat penandatanganan meliputi tiga pilar yakni kecamatan, Polsek dan Koramil, Kepala Puskesmas, KUA, Dinas Pendidikan, Kader PKK, Lurah, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan, LPMK, Forum Kecamatan Sehat, Fasilitator Kelurahan, Kampung Asri, Kader Posyandu Balita, Kader Posyandu Lansia, Karang Werda, Kader Pendampingan Ibu Hamil, Kader KB, Jejaring Faskes, Satgas Panakib, Satgas TB, Bunda PAUD, Perwakilan Kasek TK, SD dan SMP, Kader Bumantik, Kelompok Informasi Masyarakat dan Kepemudaan.
”Jadi aparat pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan dilibatkan dan tidak ada yang tertinggal. Wajib hukumnya ikut berpartisipasi ikut berperan dalam pencegahan stunting dan membangun komitmen untuk perbaikan lingkungan dan gizi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Asemrowo, dr Ratna Ika Wardini menambahkan, Kota Surabaya sebagai lokus stunting tahun 2020.
Bahwa stunting merupakan gagal tumbuh sehingga anak menjadi kerdil, ini penyebabnya kurang gizi dalam jangka panjang atau karena sering sakit-sakitan. Memang untuk gizi buruk relatif berkurang, apalagi di Kecamatan Asemrowo sendiri sudah tidak ada, kecuali anak yang memang ada kelainan genetik atau kelainan sejak lahir, misalnya kelainan jantung atau bibir sumbing, sehingga kesulitan menerima asupan gizi, itupun sudah ditangani.
Yang ada memang di bawah garis merah, jadi mereka memang bukan gizi buruk tapi memang sangat kurus. Meski sudah diatasi dan sudah membaik, tapi masih kurang sehingga ini yang menjadi stunting.
”Mengapa kita berjuang melawan stunting, sebab untuk pekerjaan tertentu seperti anggota TNI-Polri atau pilot mensyaratkan tinggi badan yang cukup. Nah, kalau anak kita stunting, maka akan kalah bersaing. Apalagi kini sudah era globalisasi yakni eranya persaingan global. Selain itu, anak stunting tingkat kecerdasannya rata-rata lebih rendah dari anak yang tumbuh dengan optimal,” papar dr Ika-sapaan akrabnya.[fen]

Tags: