Kedelai Mahal, DKPP Kabupaten Probolinggo Targetkan 1.399 H Lahan

Hasan Aminuddin saat menyerahkan tanda peserta pelatihan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Petani dan Penyuluh Dilatih Pembuatan Aneka Olahan Kedelai
Probolinggo, Bhirawa
Sebanyak 60 orang petani dan penyuluh di Kabupaten Probolinggo mendapatkan pelatihan pembuatan aneka olahan kedelai di Aula Bin Hasan Pondok Pesantren HATI di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Kamis (25/2).

Kegiatan ini digelar oleh Komisi IV DPR RI bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Pelatihan pembuatan aneka olahan kedelai ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si yang ditandai dengan penyematan tanda peserta secara simbolis didampingi oleh Koordinator Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan Astuti Ningsih.

Pembukaan ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo Taufik Alami, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo, Camat Kraksaan Ponirin, Kapolsek Kraksaan Kompol Sujianto dan Danramil Kraksaan Kapten. Inf. Matali.

Koordinator Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan Astuti Ningsih, Kamis (25/2) mengungkapkan kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan agar nantinya petani dan penyuluh menjadi wirausahawan dan entrepreneur yang kreatif dan inovatif yang akan membawa nama baik Kabupaten Probolinggo di tingkat nasional.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini pertanian tidak boleh berhenti, tetapi harus lebih maju dan modern. Diharapkan setelah menyelesaikan pelatihan ini betul-betul memahami apa yang disampaikan oleh praktisi. Sehingga bisa mengembangkan usaha agar bisa dijual untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” ungkapnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si mengatakan bimtek peningkatan kapasitas petani dan penyuluh berupa pelatihan pembuatan aneka olahan kedelai ini merupakan rangkaian reses masa persidangan 2 tahun 2021 Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

“Topiknya menarik berupa olahan kedelai untuk menjadi makanan. Di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini bagaimana saya selaku wakil rakyat hadir untuk mencetak para petani ini kreatif. Kreatif dalam hal selain jiwa bercocok tanam juga mampu mengolah hasil cocok tanamnya,” katanya.

Menurut Hasa, penyuluh yang dihadirkan ini nantinya tidak berhenti hanya peserta yang hari ini belajar melakukan latihan kajian langsung terhadap bahan olahan kedelai, namun nanti penyuluh ini akan hadir ke desa-desa menularkan ilmunya. “Dengan demikian, tidak ada keluarga petani nanti itu yang menganggur, ayahnya bercocok tanam dan ibunya bagaimana mengolah hasil cocok tanamnya,” tuturnya.

Melambungnya harga tempe menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo. Tahun ini DKPP mendapat target luas lahan tanam kedelai dari Provinsi Jawa Timur sebanyak 1.399 hektare.

Jumlah target yang dibebankan tahun ini mengalami kenaikkan cukup drastis. Pasalnya, tahun lalu Kabupaten Probolinggo lahan tanam kedelai hanya ditarget seluas 37 hektare. Target itu dapat dicapai sebelum akhir tahun. Bahkan masih dilakukan penanaman hingga akhir tahun sehingga produksi melebihi target yang telah ditetapkan. “Naik 1,362 hektar dari sebelumnya. Harus bekerja lebih ekstra agar target yang ditentukan dapat dicapai, “hal ini diungkapkan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Probolinggo, Didik Tulus Prasetyo.

Menurutnya, kenaikan target luasan lahan dipicu karena harga kedelai yang menyebabkan akibat dari kedelai yang cukup terbatas. Sehingga produktivitas digenjot melalui target lahan yang sudah ditanam, luas lahan menjadi sasaran penentuan target karena tingkat produktivitas dapat diketahui dengan jumlah lahan yang sudah ditanam. “Jumlah luasan lahan tanam yang sudah terealisasi sedikit banyak mempengaruhi hasil panen. Sehingga menjadi target adalah jumlah lahan yang harus dicapai, “ucapnya.

Didik menegaskan, kenaikan target ditentukan Pemprov Jatim. Dengan ketahanan pangan yang harus diwujudkan, dan kemampuan wilayah untuk memproduksi bahan pangan. Hingga saat ini kedelai masuk dalam salah satu komoditas pangan yang harus dipenuhi.

Untuk mencapai target yang telah dipatok, upaya yang akan dilakukan oleh DKPP adalah melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada petani. Utamanya petani diwilayah penghasil kedelai. Selain itu juga memberikan bantuan bibit kepada petani kedelai agar tetap mau menanam kedelai pada lahan pertolongan.

“Wilayah yang sangat potensial untuk ditanami kedelai diantarnya Maron, Tegalsiwalan dan Bantaran. Kami upayakan petani tetap melakukan penanaman kedelai. Untuk petani di wilayah lain juga dapat menanam kedelai. Nantinya juga akan dibantu pengadaan bibit oleh pemerintah, “tambah Didik.(Wap)

Tags: