Kedepankan Peranan Kartini Dalam Pencegahan Narkoba Pada Anak

Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Drs Sukirman menjelaskan materi talkshow tentang pentingnya peran perempuan dalam pencegahan penyalagunaan narkoba berbasis keluarga, Selasa (19,4) di Atrium Lobby Grand City.

Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Drs Sukirman menjelaskan materi talkshow tentang pentingnya peran perempuan dalam pencegahan penyalagunaan narkoba berbasis keluarga, Selasa (19,4) di Atrium Lobby Grand City.

BNNP Jatim Rangkul Masyarakat Perangi Bahaya Narkotika
Pemprov, Bhirawa
Periode 2015 sampai dengan 2016 merupakan tahun kelam bagi Indonesia yang mendapat predikat ‘Darurat Narkoba’. Tidak ingin terus menerus menyandang predikat tersebut, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim menggiatkan program Pemberantasan Penggunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, BNNP Jatim bekerjasama dengan Aliansi Perempuan Indonesia Membangun Bangsa (APIMB) mengadakan rangkaian kegiatan bertajuk Festival Kartini di Atrium Lobby Utama Grand City Mall Surabaya, Selasa (19/4). Salah satu kegiatannya yakni talkshow bertajuk ‘Peran Perempuan Dalam Pencegahan Penyalagunaan Narkoba Berbasis Keluarga’.
Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Drs Sukirman mengakui peran Kartini atau perempuan (ibu) merupakan ujung tombak dalam pencegahan dini anak-anak terhadap narkoba. Dalam keluarga, ibu merupakan benteng bagi perilaku maupun tingkah laku yang ada pada anak. Untuk itu pihaknya meyakini peranan perempuan terkhususkan ibu sangat penting bagi upaya pencegahan bahaya narkoba terhadap anak.
“Peranan ibu dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba sangat diutamakan dan berperan penting dalam keluarga. Dalam keluarga ibu berperan penting dalam menanamkan dan mendidik sikap maupun tingkah laku anak. Dengan begitu anak sebagai generasi penerus bangsa bisa terhindar dari bahaya dan dampak narkotika,” kata Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Drs Sukirman dalam talkshow bertajuk Peran Perempuan Dalam Pencegahan Penyalagunaan Narkoba Berbasis Keluarga.
Generasi muda saat ini sangat memprihatinkan dengan berbagai kasus yang bersinggungan dengan narkotika. Untuk itu Sukirman member pemahaman tentang bahaya dan dampaik dari narkotika. Sebagai generasi penerus bangsa, peranan keluarga dalam hal ini merupakan social control pertama bagi anak-anak.
“Keluarga merupakan social control pertama bagi anak-anak. Apabila tidak ada control dari keluarga dan anak mulai terpengaruh penyalagunaan narkoba, bisa dipastikan kelanjutan pembangunan negara Indonesia akan terganggu. Karena generasi muda adalah penanggungjawab dimasa depan,” harapnya.
Melalui modul Kurikulum Pendidikan P4GN Terintegrasi yang sudah di launching di beberapa wilayah di Jatim, tahun ini BNNP Jatim menyisir kalangan sekolah. Dimulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). “Kami juga merangkul Perguruan Tinggi, kiranya bisa dilaksanakan melalui kegiatan kuliah umum,” ungkap Brigjen Pol Drs Sukirman.
Senada dengan Kepala BNNP Jatim, Dosen Psikologi Olahraga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Miftakhul Jannah menambahkan, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentengi anak dari bahaya narkotika. Melalui komunikasi, orang tua dapat mendidik anak maupun mendeteksi dini terkait tingkah laku yang berbeda dari si anak.
Peranan orang tua dalam komunikasi anak dibagi menjadi dua fase, yakni fase kehamilan (prenatal) dan fase remaja. Miftakhul menjelaskan, pada fase prenatal seorang ibu akan memberikan rangsangan negative terhadap pertumbuhan jabang bayi. Sedangkan pada fase remaja, seorang ibu bisa menjadi sahabat dekat maupun teman bagi anak.
“Ibu merupakan pintu utama dalam mengenali perilaku anak, apakah dia bersinggungan dengan narkotika atau tidak. Hal ini bisa dikomunikasikan atau dilihat dari komunikasi nonverbal dan verbal seorang anak. Maka peranan ibu sangatlah penting bagi anak agar terhindar dari bahaya narkotika,” tambahnya.
Peran penting ibu dalam pencegahan penyalagunaan narkoba juga dibenarkan oleh Ketua APIMB Prof Dr Emy Susanti. Menurutnya, dari data United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pencegahan penyalagunaan narkotika di lingkungan sekolah belum efektif. Begitu juga dengan pendekatan lewat olahraga, juga dirasa belum efektif.
Cara yang efektif dalam pencegahan penyalagunaan narkotika, lanjut Emy, yakni melalui jalur keluarga dan komunitas keluarga-keluarga lainnya. Sebab, keluarga merupakan social control yang utama bagi anak. Sedangkan komunitas keluarga, merupakan pengawas bagi seorang anak apabila ia berada di luar lingkungan rumah.
“Melalui keluarga dan komunitas keluarga, pencegahan penyalagunaan narkoba bisa dilakukan secara efektif dan maksimal. Sebab, para pengedar saat ini kian masuk ke komunitas yang tidak ada social kontrolnya,” pungkasnya. [bed]

Tags: