Kediri, Blitar, Tulungagung Minta Tambahan Kuota Elpiji Melon

Kelangkaan gas elpiji 3 kg terjadi di Kediri, Blitar dan Tulungagung dalam beberapa hari terakhir.

Kelangkaan gas elpiji 3 kg terjadi di Kediri, Blitar dan Tulungagung dalam beberapa hari terakhir.

HET Rp 16 Ribu, Harga Tembus Rp 22 Ribu Lebih
Kota Kediri, Bhirawa
Masih tidak stabilnya keberadaan gas elpiji 3 kg di Kota Kediri membuat Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri mengajukan penambahan kuota sebesar 100 persen. Sementara di Blitar dan Tulungagung, kelangkaan elpiji melon akan diatasi dengan penambahan kuota di kedua daerah oleh Pertamina.
Dikatakan Kepala Bidang Pertambangan dan Energi Disperindagtamben Kota Kediri Dian Ariyani, surat pengajuan penambahan kuota telah dikirimkan ke Pertamina pada Senin kemarin. Langkah itu ditempuh karena keberadaan gas elpiji 3 kg masih belum stabil hingga kini.
“Pengajuan dilakukan karena keberadaan gas elpiji 3 kilogram di lapangan belum stabil, sehingga kita mengajukan penambahan kuota sebesar 14 ribu tabung atau 100 persen,” kata Dian, Selasa (6/10).
Dian menjelaskan penyebab  kondisi gas elpiji 3 kg di Kota kediri sering terjadi kelangkaan salah satunya belum ada rayonisasi, sehingga banyak  elpiji bersubsidi ini yang seharusnya jatah untuk warga Kota Kediri dibawa keluar daerah.
“Selain itu, juga masih adanya pengusaha yang menggunakan gas elpiji bersubsidi. Misalnya ketika sidak kami menemukan rumah makan sekelas restoran menggunakan elpiji 3 kilogram, itu kan tidak boleh” jelas Dian.
Diketahui sejak beberapa hari terakhir di Kota Kediri sering terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Bahkan harga sempat menembus Rp 21-22 ribu lebih di tingkat konsumen dari HET yang ditetapkan pemerintah, Rp 16 ribu.
Sementara itu di Blitar dan Tulungagung, juga terjadi lonjakan permintaan gas elpiji 3 kg dalam beberapa hari terakhir. Untuk mengantisipasinya, Pertamina akan menambah alokasi elpiji bersubsidi di wilayah Blitar dan Tulungagung  guna mengatasi lonjakan kebutuhan sekaligus menekan harga agar tidak terus melambung di atas HET pemerintah.
“Penambahan  akan kami lakukan terhitung mulai 7 Oktober (Rabu hari ini, red),” kata Humas Pertamina Region 5 Pertamina Cabang Jawa Timur Heppy Wulansari kemarin.
Ia menegaskan, penambahan jatah alokasi elpiji di kedua daerah murni untuk mengatasi gejolak harga yang sudah menyentuh kisaran Rp 22 ribu per tabung ukuran elpiji tiga kilogram, bahkan lebih.
Padahal sesuai harga eceran tertinggi atau HET, elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram tersebut tidak boleh lebih dari Rp 16 ribu per tabung.
Menurut Wulan, kelangkaan elpiji di Blitar maupun sebagian wilayah Tulungagung dipicu oleh lonjakan kebutuhan masyarakat. “Menyikapi lonjakan kebutuhan yg terjadi minggu ini di Blitar dan Tulungagung, Pertamina menyiapkan penambahan alokasi elpiji tiga kilogram masing-masing sebesar 30.140 tabung dan 35.280 tabung,” jelasnya.
Sepanjang 2015, terhitung mulai periode Januari hingga September, konsumsi elpiji tiga kilogram di wilayah Kabupaten/Kota Blitar tercatat mencapai 7.398.530 tabung atau konsumsi rata-rata per bulan sekitar 822.059 tabung.
Sedangkan di Tulungagung dengan rentang periode yang sama mencapai 7.438.456 tabung atau rata-rata per bulan sekitar 826.495 tabung. [van,wed]

Tags: