Kedua Tim Paslon Protes KPU Surabaya

2-KPU disemprot kedua tim paslon. Gegeh BagusSurabaya, Bhirawa
Tim pemenangan kedua pasangan calon (paslon), baik Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari maupun Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, kompak memprotes contoh surat suara yang diberikan KPU Surabaya. Protes disampaikan saat proofing surat suara di Kantor KPU Kota Surabaya, Selasa (20/10) kemarin.
Menurut Ketua Tim Pemenangan paslon nomor urut 1, Dr Rasiyo – Lucy, yakni Agung Nugroho menyesalkan hasil cetakan yang dibuat oleh pihak KPU Kota Surabaya yang diserahkan ke pihak rekanan. Dirinya ingin betul-betul warna yang ada pada surat suara sesuai foto paslon yang telah diserahkan dulu.
“Untuk hasil cetakan yang dibuat pihak rekanan KPU Kota Surabaya, kecerahannya belum persis. Sehingga harus ada perbaikan,” kata Agung Nugroho disela rapat dengan KPU Kota Surabaya terkait pembahasan proofing yang dilakukan secara tertutup kemarin sore di Kantor KPU Kota Surabaya.
Mantan Komisioner KPU Provinsi Jatim ini membeberkan terkait warna baju Paklik Rasiyo Calon Wali Kota Surabaya tidak sama dengan warna backgroundnya. “Yang janggal itu terkait warna baju yang sama dengan backgroundnya dan warna wajah Paklik Rasiyo yang tidak sesuai foto yang kami kirim,” tandasnya.
Selain itu, Agung juga menyayangkan kinerja KPU Kota Surabaya yang terkesan lambat terkait pemasangan APK. Menurutnya, kekurangan APK di beberapa Kecamatan yang belum terpasang tak hanya merugikan paslon melainkan juga merugikan masyarakat warga Kota Surabaya. ditambah lagi, dirinya menyatakan banyak APK yang telah hilang dan rusak tak kunjung diganti.
“Kalau penggantian APK yang rusak dan hilang itu menunggu pemasangan di 31 Kecamatan tuntas yang merugi itu warganya. Kalau menunggu kolektif, warga tidak akan tersapa,” terangnya.
Dirinya bahkan mengancam jika tak kunjung diganti terkait APK yang hilang maupun rusak, tim akan menggantikan sendiri tanpa menunggu rekanan KPU Kota Surabaya mengganti. “Kalau KPU tidak segera mengganti APK yang hilang dan rusak, kami akan mengganti sendiri,” tegasnya.
Tak hanya dari Tim paslon nomor urut 1 yang protes, Tim paslon nomor urut 2 juga memprotes keras KPU Kota Surabaya. Juru Bicara Tim Sukses Pasangan Risma-Whisnu, Didik Prasetyono meminta kepada pemenang tender mencetak surat suara ke kertas terlebih dahulu. Dirinya pun menambahkan, Bukan berupa contoh dari kertas biasa melalui proses print
“Biar tidak ada keriwehan lagi, dan kami menyesalkan hal ini. Sudah alat peraganya sedikit, partisipasi masyarakat sangat ditekan. Hal ini jauh lebih buruk dari yang 5 tahun lalu,” kata Didik Prasetyono.
Dikdong sapaan akrabnya menjelaskan, Pria yang akrab disapa Dikdonk ini menjelaskan, pihaknya ingin kontrol terhadap kertas suara dan hasil cetakan benar-benar terjamin kualitasnya. Sehingga, dalam proses proofing, perlu ditunjukan surat suara aslinya. “Nanti ada koordinasi lanjutan soal surat suara ini,” ujarnya.
Dalam surat suara tersebut, lanjut Dikdong, paslon yang diusung PDI Perjuangan mengenakan baju putih dengan simbol bendera merah putih di dada kiri. Sementara untuk latar belakang gambar paslon nomor urut dua, desainnya ditentukan KPU Surabaya. “Sebenarnya kami tidak ada masalah dengan desainnya, hanya ingin contoh surat suara asli,” tandasnya.
Tak hanya menyayangkan KPU Kota Surabaya yang dinilai tidak siap, namun dirinya juga menanyakan kinerja Panwaslu yang terbilang kurang efektif dalam hal pengawasannya. “KPU Kota Surabaya tidak siap pada Pilkada kali ini. Panwas juga kurang pengawasannya,” tambah Dikdong.
Dukungan Golkar Pekan Ini
Dibanding partai lain, Partai Golkar paling lama  menentukan sikap dalam memberikan dukungan kepada pasangan calon dalam Pilwali Surabaya. Dipastikan dukungan tersebut baru diumumkan pada minggu ini.
Plt DPD Partai Golkar Jatim, Eddy Kuntadi mengatakan untuk Pilwali Surabaya saat ini masih dalam pembahasan intensif di internal partai Golkar. “Saya masih menunggu masukan dari tim internal karena dalam minggu ini akan dibahas. Untuk saat ini masih belum mengambil sikap. Dan kalau sudah selesai nanti akan saya umumkan,”terangnya saat ditemui dikantor DPD Partai Golkar Jatim, Selasa(20/10).
Eddy Kuntadi mengatakan untuk Pilwali Surabaya,tidak ada dualisme kubu di Golkar dalam memberikan dukungan untuk calon kepala daerah. “Saya sudah tekankan ke masing-masing daerah termasuk di Pilwali Surabaya biarlah dualisme di Golkar terjadi di tingkat DPP Golkar jangan merembet ke daerah. Jangan sampai mengganggu Pilkada serentak,”jelasnya.
Ketika dikonfirmasi apakah Golkar akan mengkhianati Koalisi Majapahit yang menolak Pilwali Surabaya, pria asal Gresik ini mengatakan memberikan dukungan tersebut merupakan sikap politik masing-masing parpol. “Lihat saja, Demokrat dan PAN saja juga bergabung di koalisi Majapahit, lalu mereka mengusung calon. Apakah mereka dikatakan menghianati koalisi Majapahit. Ini keputusan masing-masing parpol,”tandasnya.
(geh)

Rate this article!
Tags: