Kehidupan Islam Abangan

opiniJudul Buku       : Islam Abangan dan Kehidupannya
Penulis    : Rizem Aizid
Penerbit    :  Dipta, Yogyakarta.
Tahun    : I, 2015.
Tebal           : 228 halaman.
ISBN          : 978-602-7695-82-5
Peresensi  : Marlina
Alumnus STAI Al-Washliyah Barabai

Bagi masyarakat Jawa, istilah Islam Abangan boleh jadi sangat akrab ditelinga. Pasalnya, Islam Abangan adalah salah satu varian Islam yang berkembang di Pulau Jawa. Sejak pertama kali kemunculannya, istilah Islam Abangan telah memicu kontroversi dan konflik.
Buku ini akan mengulas secara lengkap tentang pengertian dan bagaimana sebenarnya seluk-beluk kehidupan Islam Abangan yang banyak berkembang di tanah jawa. Selain itu, buku ini juga menyajikan kisah-kisah tokoh-tokoh Islam Abangan seperti: Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Istilah Islam Abangan sendiri baru dikenal luas setelah Clifford Geertz mendokumentasikan penelitiannya tentang agama di Jawa. Oleh Geertz, kata Abangan digunakan untuk menyebut muslim orang Islam Jawa yang masih mempraktikkan tradisi Hindu-Buddha atau bahkan animisme, yakni percaya pada roh. (hal:11). Orang-orang Abangan cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal yang disebut adat daripada hukum Islam murni (syariat). Beberapa tradisi atau adat yang masih dikerjakan hingga sekarang adalah selamatan kehamilan dan kelahiran, selamatan khitanan dan perkawinan, selamatan kematian, selamatan menurut penanggalan, dan selamatan desa.
Acara-acara selamatan sudah menjadi tradisi yang mendarah daging di kalangan masyarakat Jawa, khususnya kaum abangan. Namun, saat ini banyak orang Jawa yang melaksanakan sebatas sebagai sebuah tradisi warisan leluhur, tanpa memahami makna di dalamnya.
Dalam setiap selamatan selalu ada ubarampe, yaitu sekumpulan perlengkapan ritual, seperti pedaringan, beras satu fitrah, ayam jantan bercucuk dan berkaki kuning, pisang raja satu tangkep, bunga sembilan macam, bubur merah putih, serta berbagai perlengkapan lainnya. (hal:84).
Bagi orang Jawa, khususnya penganut Islam Abangan, tradisi syukuran atau selamatan yang dilaksanakan secara turun-temurun adalah sebuah proses mistik. Hal ini merupakan tahap awal dari proses pencarian keselamaatan yang kemudian diikuti oleh mayoritas  orang Jawa dalam menuju ujung pengembaraan kehidupan, yakni kesatuan kepada Tuhan. Selamatan merupakan bentuk penerapan sosioreligius orang Jawa berupa perjamuan yang dilaksanakan bersama-sama dengan sanak keluarga, teman, serta sahabat.
Ritual selamatan kaum abangan mengandung unsur-unsur dari berbagai budaya dan kepercayaan lokal yang di gabungkan dengan unsur Islam yang di ajarkan oleh Wali Songo saat awal penyebaran Islam.
Unsur-unsur animisme-dinamisme merupakan hal yang paling menonjol dalam pelaksanaan selamatan masyarakat Islam Kejawen atau kelompok Islam Abangan. Secara umum, komponen selamatan terdiri dari peserta, doa, serta hidangan dan sesajen. Selamatan seperti ini menunjukkan adanya unsur atau pengaruh tadisi animisme-dinamisme yang cukup kental. (hal: 91).
Siklus ritual selamatan dapat di kelompokkan dalam empat jenis. Pertama, seputar kehidupan, seperti kelahiran, khitanan, perkawinan, dan kematian. Kedua, seputar hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad Saw, Idul Fitri, Idul Adha, dan sebagainya. Ketiga, seputar masalah sosial, misalnya pembersihan desa dari roh-roh halus. Ke empat, selamatan yang diselenggarakan dalam waktu tidak tetap.
Anggapan dan stereotip terhadap Islam Abangan yang di nilai negatif selama ini di sebabkan pemahaman yang dangkal tentang Islam Abangan. Padahal, kepercayaan tersebut bukan lahir secara asal-asalan, melainkan terkait dengan sejarah penyebaran agama Islam di nusantara, khususnya Pulau Jawa. Berbagai tradisi dan ritual yang biasa dijalankan oleh kaum abangan sungguh sarat makna yang mendalam.
Membaca buku ini kita akan memahami konsep mendalam tentang Islam Abangan yang banyak di praktikkan oleh muslim Jawa dan tahu akan sejarah tradisi serta adat yang saat ini masih eksis dalam masyarakat Jawa. Kita akan sadar akan arti pentingnya pluralisme serta kebhinnekaan di Indonesia, sehingga kita dapat lebih bijak dalam berinteraksi dengan para penganut Islam Abangan.

                                                                                                   ———————– *** ———————-

Rate this article!
Kehidupan Islam Abangan,5 / 5 ( 5votes )
Tags: