Kejar Target, Pemprov Tanam di Sampang

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Kembangkan Program Swasembada Kedelai
Sampang, Bhirawa
Dinas Pertanian Jatim tahun ini menargetkan produksi kedelai naik sebesar 35 persen atau diproyeksikan meningkat sebesar dari 355.000 ton pada 2014 menjadi 480.000 ton tahun ini. Untuk bisa memenuhi target tersebut upaya yang dilakukan adalah mengembangkan tanaman kedelai di beberapa daerah termasuk di Sampang Madura.
Di Sampang sudah disiapkan area tanam seluas 5.000 hektar dan jenis tanaman itu dinilai prospektif dikembangkan di wilayah itu. “Ada enam kecamatan yang akan menjadi ‘pilot project’ tanaman kedelai ini dengan alokasi dana sebesar Rp9,75 miliar,” kata Kabid Sumber Daya Pertanian Dinas Pertanian Pemkab Sampang R. Achmadi di Sampang, Kamis (25/6).
Keenam kecamatan itu, adalah Sokobanah, Omben, Karangpenang, Kecamatan Banyuates, Ketapang, dan Robatal.
Ia menjelaskan pengembangan tanaman kedelai itu, nantinya dalam bentuk bibit, sedangkan para petani akan mengembangkan sendiri, dengan panduan teknis dari Dinas Pertanian dan Petugas Penyuluh Pertanian Sampang.
Ia menjelaskan tentang pola tanam per kelompok, sedangkan saat ini kelompok tani terdaftar untuk mengelola bibit kedelai mencapai 500 kelompok. “Kami masih melakukan verifikasi, dan hal ini dilakukan agar kelompok tani yang menerima program bantuan ini benar-benar kelompok tani aktif,” katanya.
Ia menjelaskan setiap kelompok tani terdiri atas 30 anggota. Program itu sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi tanaman kedelai dan mendukung program swasembada kedelai yang dicanangkan pemerintah pusat.
Achmadi menjelaskan masing-masing kelompok tani nantinya akan mendapatkan dana sebesar Rp19,5 juta dan akan ditransfer secara langsung ke rekening masing-masing kelompok. Ia merinci di Kecamatan Omben luas areal tanam yang akan dijadikan lokasi tanam kedelai itu seluas 150 hektare, lalu seluas 1.300 hektare di Kecamatan Robatal, 850 hektare di Kecamatan Banyuates, 1.000 hektare di Kecamatan Karangpenang, dan seluas 300 hektare di Kecamatan Ketapang. “Kalau di Kecamatan Sokobanah luas areal lahan yang disediakan mencapai 1.400 hektare,” katanya.
Saat ini, katanya, Pemkab Sampang masih melakukan verifikasi kepada 500 kelompok tani yang diusulkan hendak melaksanakan program pengembangan tanaman kedelai tersebut, sebelum diserahkan kepada Pemprov Jatim. “Sistemnya kan diverifikasi dulu di tingkat kabupaten, lalu diserahkan ke Pemprov Jatim,” katanya.
Seperti diketahui, selain mengembangkan area tanam, Pemprov Jatim juga mengadakan program  Pemanfaatan Hutan Bersama Masyarakat untuk mendongkrak produksi kedelai.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Ahmad Nurfalakhi mengatakan, potensi lahan hutan di Jatim masih sangat besar. Potensi itu memungkinkan untuk dimanfaatkan lahan hutan untuk bertanam kedelai. Namun, lanjutnya, tidak semua lahan hutan bisa dimanfaatkan untuk budidaya pertanian, khususnya tanaman pangan kedelai.
Pada tahap awal ada sebanyak 18.000 hektare lahan hutan yang ditanami kedelai. Lahan tersebut tersebar di Banyuwangi, Jember, Nganjuk, Madiun dan Ponorogo. Sedangkan, sekarang ini luas lahan kedelai yang ada sekitar 220.000-240.000 hektare.Pemprov Jatim juga memberikan insentif bagi para petani hutan.
Seperti kegiatan upaya khusus seluas 34.000 hektare dan bantuan lainnya seluas 54.520 hektare. Di dalamnya mencakup pemberian benih, pupuk hingga pestisida. Bantuan tersebut langsung ke rekening kelompok sebesar Rp 1,8 juta per hektare. Untuk lahan hutan seluas 18.000 hektare juga termasuk yang menerima bantuan. [lis,ant]

Tags: