Kekeringan Meluas 22,286 Jiwa Terdampak

Untuk mengatasi krisis air bersih, BPBD Bojonegoro menyalurkan 692 tangki air bersih ke 40 desa di 16 Kecamatan.

Bojonegoro, Bhirawa
Kekeringan di Kabupaten Bojonegoro, terus meluas. Tercatat sudah 22,286 jiwa atau 11,327 kepala keluarga (KK), mengalami krisis air sebagai dampak kekeringan. Sudah ratusan tangki air bersih yang disalurkan kepada masyarakat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Sejauh ini, hasil laporan di lapangan, krisis air bersih yang dialami warga terjadi di 40 desa tersebar di 16 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro,” terang Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bojonegoro, Nadief Ulfia, saat dihubungi Bhirawa, Minggu (18/10).
Menurut Nadief Ulfia , jumlah itu semakin bertambah karena kondisi alam masih belum menentu. Akibatnya, sejumlah desa masih ada yang kekeringan. Untuk mengatasi krisis air bersih itu pihaknya telah menyalurkan sebanyak 692 tangki air bersih. Jumlah itu tersebar di 40 desa di 16 Kecamatan.
“Total air bersih yang di distribusikan mulai 7 September hingga 17 Oktober 2020 sebanyak 692 tangki air bersih,” jelasnya.
Nadief Ulfia menuturkan, tidak bisa diprediksi pengajuan dropping air bersih akan bertambah atau tidak. ” Karena, ketidakmenentunanya musim,”jelasnya.
Di tambahkan Nadief, 40 Desa tersebar di 16 Kecamatan yang terdampak kekeringan tengah menjadi pengawasan BPBD.
“Terkait hal ini, kami meminta pihak kepala desa (kades) maupun camat agar proaktif melaporkan desa atau wilayahnya yang terdampak kekeringan. Sehingga, droping air bersih kita bisa merata dan tidak terjadi ada desa terdampak yang tak mendapatkan bantuan air,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih hingga hari ini sebanyak 40 desa di 16 Kecamatan. Sebagai bentuk antisipasi kekeringan Pemkab Bojonegoro melalui BPBD Bojonegoro menyiapkan 1.000 tangki air yang akan didistribusikan di wilayah terdampak kekeringan. [bas]

Tags: