Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Trenggalek Ajukan BTT

Trenggalek,Bhirawa
Musim kemarau yang kian panjang membuat krisis air bersih di Kabupaten Trenggalek semakin meluas. Terlebih wilayah Trenggalek yang sebagian besar area pegunungan. Maka untuk mencegah tidak terjadi sesuatu yang fatal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek rutin mengirim dan menyuplai ribuan liter air bersih di berbagai lokasi pusat kekeringan tersebut.
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto, melalui Agung Widodo
Kepala bidang (Kabid) pencegahan, kesiapsiagaan dan kedaruratan. Menerangkan bahwa mulai bulan ktober telah mengajukan dana BTT ( Belanja Tidak Terduga ) dari APBD sebesar 1 milyar 203 rupiah untuk penanggulangan bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek.
“Mulai 2 Oktober Kita mengajukan BTT untuk 49 desa di 13 kecamatan yang terdampak kekurangan air bersih, selanjutnya melalui MoU dengan PDAM agar disuplai ke daerah -daerah tersebut.” Ucap Agung.
Agung Menjelaskan BTT tersebut merupakan dana dari kabupaten yang bisa dipakai, salahsatunya untuk penanggulangan bencana.
“Sebagai dasarnya kita harus mengajukan terlebih dahulu melalui surat pernyataan bupati tentang tanggap darurat kekeringan.” Terang Agung.
Dari data yang didapat, kekeringan yang melanda Trenggalek dari desa – desa yang membutuhkan pasokan air saat musim kemarau ada 50 desa di seluruh Kecamatan Trenggalek.
“Dengan bertambah desa- desa yang ajukan pasokan air bersih kini ada 50 Desa yang tersebar di seluruh Kecamatan se-Kabupaten Trenggalek. Sehingga total penyaluran bantuan air bersih yang masuk ke BTT 49 desa. Sedangkan untuk 1 desa di Kecamatan Gandusari yang mengalami kekeringan di handle oleh kegiatan reguler BPBD. Namun kalau sudah banyak hujan kita langsung berhenti menyupalai,” tandasnya
Lanjut Agung, hingga saat ini sedikitnya sudah ada 50 Desa yang mengalami titik kekeringan di Kabupaten Trenggalek. Ini terjadi, selain karena titik- titik tersebut sudah menjadi langganan daerah kekeringan, juga karena diakibatkan oleh musim hujan yang belum turun.
“Penyaluran air ke warga, memang desa tersebut sudah mengalami kekurangan air bersih, itu pun berdasarkan permintaan dari pihak desa dan kita check langsung ke lapangan,” jelasnya.
Lebih lanjut ditambahkan Agung selain dari 49 desa tersebut, jika ada pemohon baru dari desa maka tidak masuk di BTT, namun akan didistribusikan langsung oleh BPBD.
“Seperti waktu kekeringan di Gandusari, data yang diajukan BTT sudah ada, maka pendistribusiannya diarahkan ke kegiatan reguler BPBD” Tandasnya. (Wek).

Tags: