Kekeringan Potensial Turunkan Produksi Padi

Petani asal Kec Karangploso, Kabupaten Malang saat membajak sawah sebelum ditanami padi.

Petani asal Kec Karangploso, Kabupaten Malang saat membajak sawah sebelum ditanami padi.

Kab.Malang, Bhirawa
Dampak kekeringan di wilayah Kabupaten Malang berpotensi menurunkan produksi padi sebesar 5 persen. Diperkirakan penurunan produksi padi tersebut terjadi di sejumlah daerah yang rawan pasokan air untuk mengairi lahan persawahan di saat musim kemarau tiba.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Malang Tomie Herawanto, Kamis (17/9), kepada wartawan mengatakan, kekeringan terjadi karena fenomena Elnino sehingga mengakibatkan kemarau semakin panjang. Dan musim hujan diperkirakan terjadi empat bulan kedepan.
“Kondisi tersebut sudah pasti ada beberapa hektare lahan persawahan tidak bisa ditanami karena kekurangan air,” tegasnya.  Diungkapkan, kecamatan yang mengalami kekeringan terparah adalah di wilayah Malang Selatan.
Sementara, di sejumlah daerah setempat sudah mengalami kekeringan, seluas 15 hektare tanaman padi mengalami puso. Kasus kekeringan juga terjadi di Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, seluas 7 hektar padi puso karena kekurangan pasokan air. Meski, kata Tomie, di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Malang terjadi kekeringan, namum pihaknya optimistis mampu dalam mempertahankan surplus padi seperti 2014 sebanyak 70 ribu ton beras.
“Sejauh ini, memang sudah ada hujan, tapi hujan ringan dan belum merata hanya di wilayah Kecamatan Lawang dan Singosari saja,” jelasnya.
Menurut dia, turun hujan yang hanya di wilayah dua kecamatan, hal itu sangat  membantu pasokan air yang kemudian tersimpan di embung. Sedangkan Distanbun sendiri saat ini telah memiliki 38 embung, sehingga tidak seluruhnya mengalami kekeringan. Dan untuk tahun ini ada 45 persen lahan persawahan dari total 45 ribu hektar dalam kondisi aman, sebab air terus dipasok dari embung meskipun dibayangi kekeringan yang panjang.
“Hingga kini pasokan air aman sampai dengan bulan Desember 2015, mengingat elevasi atau ketinggian permukaan air di embung sekitar 51 persen. Sehingga pada bulan Oktober mendatang, petani masih bisa tanam padi. Namun, petani kami ingatkan agar tidak memaksakan diri meski hujan sudah mulai turun,” imbuh Tomie. [cyn]

Tags: