Kekeringan Segera Berlalu

Karikatur Ilustrasi

Iring-iringan awan mulai nampak menggelayut di langit kawasan pulau Jawa, bergerak dari arah timur. Bahkan Surabaya sudah hujan lokal rintik-rintik pada Senin awal pekan. Walau hujan belum merata, ini menjadi pengharapan, musim kemarau segera berakhir. Padahal sebenarnya, kemarau belum separuh musim berjalan (mulai pertengahan Juli). Tetai dampaknya telah dirasakan. Sumur-sumur di se-antero pulau Jawa mengering. Debit aliran sungai menyusut drastis.
Kemarau, seolah-olah tidak mendatangkan berkah. Padahal dahulu, kemarau dijadikan periode tanam palawija dan jagung. Saat ini, kemarau benar-benar “menghapus” air dari berbagai sumbernya. Bantaran sungai yang biasa becek, kini merekah. Bahkan lahan bantaran sungai Bengawan Solo dan Kali Brantas, kini coba dimanfaatkan masyarakat menanam jagung. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa waduk yang mengering.
Presiden Jokowi telah menginstruksika suplai air bersih pada kawasan terdampak. Namun diperlukan cara lebih sistemik menanggulangi kekeringan. Sampai polisi di berbagai Polres, turut membantu menggali sumber-sumber air. Di seluruh Jawa, dan NTT (Nusa Tenggara Timur), Polisi dikerahkan membantu suplai air untuk konsumsi. Berdasar data BNPB, terdapat 274 kabupaten dan kota di Indonesia memiliki kalkulasi lingkungan rawan longsor sekaligus kekeringan.
Sulit mencari air (untuk kebutuhan minum dan MCK) menjadi problem. Walau hampir selama tiga musim terakhir (sejak tahun 2015) selalu rutin terjadi kelangkaan sumber air. Namun kemarau saat ini dirasa semakin parah. Tren ke-parah-an dampak musim kemarau seyogianya menjadi perhatian pemerintah (dan daerah). Kekeringan semakin parah, karena kawasan catchment-area (tangkapan air) telah gundul. Hulu sungai (kawasan hutan) juga tak ber-pohon.
Kekeringan telah melanda seantero pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Di Jawa Timur, 24 kabupaten dan kota terdampak kekeringan. Pengalaman pada musim kemarau sebelumnya, dampak kekeringan domestik cukup parah. Melanda 541 desa. Jumlah sawah yang terdampak seluas  33 ribu hektar lebih, sepertiganya sawah ber-irigasi teknis. Yang benar-benar puso, tidak panen seluas 564 hektar.
Syukur BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) propinsi serta kabupaten dan kota, sudah siap mengantisipasi. Di Jawa Timur, hampir dua pertiga pedesaan rawan terdampak kekeringan. Terutama daerah “langganan” di wilayah tapal kuda (Pasuruan sampai Banyuwangi dan Madura) masyarakat kesulitan mencari air. Sekedar untuk konsumsi saja harus berjalan hingga beberapa kilometer. Wilayah selatan Jawa Timur, mulai dari kawasan Muncar (Banyuwangi) sampai pantai Klayar (Pacitan) biasa mengalami kemarau kering lebih panjang.
Ketersediaan air di Jawa Timur, tergolong minimalis, hanya sebanyak 19,3 milyar meter-kubik. Sedangkan kebutuhan air mencapai 22,2 milyar meter-kubik. Sehingga defisit (kekurangan) sebanyak 2,9 milyar meter-kubik (sekitar 13%). Instansi terkait (Kehutanan, Pertanian, dan Sumber Daya Air), dapat bekerjasama mewujudkan tampungan air yang lebih memadai.
Jawa Timur memerlukan tambahan tampungan air (antaralain berupa embung, dan waduk). Saat ini volume tampungan hanya sebesar 0,80 juta meter-kubik, yang digunakan untuk sekitar 934 ribu hektar sawah irigasi. Sehingga pada musim kemarau, ketersediaan air makin menyusut. harus dilakukan gilir aliran. Tak terkecuali di daerah tengah dengan fasilitas saluran sekunder dan tersier yang baik juga menunjukkan gejala kekeringan.
Wilayah Jawa sebagai kawasan tanaman pangan, perlu penanganan musim kemarau dan musim hujan. Dua musim, seharusnya tetap menjadi berkah. Seharusnya tiada banjir dan longsor pada musim hujan. Serta tiada kekeringan parah pada saat musim kemarau. Cara paling mudah, tak lain, dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Terutama pada kawasan tangkapan air (hujan) di perbukitan, serta heteroginasi tanaman di kawasan hulu sungai.

                                                                                                        ———   000   ———

Rate this article!
Kekeringan Segera Berlalu,5 / 5 ( 1votes )
Tags: