Kekhawatiran Petani Apel Tulungrejo Kota Batu Akhirnya Terjawab

Suliyono

(Hasil Panen Turun hingga 60 Persen)
Kota Batu,Bhirawa.
Kekhawatiran para petani di Desa Tulungrejo atas cuaca buruk yang dapat merusak lahan perkebunan apel akhirnya benar- benar terjadi. Busuk buah atau penyakit mata ayam yang mewabah pada lahan apel sehingga terjadi penurunan hasil panen petani. Penurunan produksi apel ini sangat meresahkan petani bahkan sudah sempat dibahas Walikota bersama para Kepala OPD pada Rapat Coffee Morning di Balai Desa Punten pada awal bulan lalu.
Saat ini ada lahan apel seluas 20 hektar di Desa Bulukerto, Kec. Bumiaji Kota Batu yang sudah terserang penyakit mata ayam. Penyakit yang disebabkan jamur ini kini telah menyebabkan para petani mengalami kerugian yang besar. Apalagi penyakit yang menyerang buah ini sangat cepat menyebar sehingga petani bisa terancam gagal panen. Untuk itu Pemkot Batu melalui Dinas Pertanian Kota Batu turun ke salah satu kebun milik petani apel untuk segera melakukan pencegahan.
Adapun langkah pencegahan yang dilakukan dengan memanen apel terdampak mata ayam. Setelah memanen yang mengalami busuk buah, apel tersebut langsung dikubur dalam tanah. Tujuannya agar apel lainnya tak ikut tertular mata ayam. “Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian ini bertujuan untuk membantu para petani apel yang lahan apelnya terserang busuk buah. Hal ini dilakukan setelah kita mendengar keluhan petani apel Kota Batu,”ujar Wakil Wali Kota Batu, Ir. Punjul Santoso M.M, Jumat (13/3).
Sebelum meninjau lahan terdampat, kata Punjul, pihaknya telah berkordinasi dengan Balitjestro untuk meneliti penyebab penyakit mata ayam. Dari rekomendasi untuk mengendalikan penyakit yang harus dilakukan dengan cara untuk memutus siklus hidup penyebaran jamur dengan cara dipetik dan dikubur.

Walikota dan Kepala OPD saat membahas penurunan produksi apel dalam Rapat Coffee Morning di Balai Desa Punten

Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Pramono menambahkan, pihaknya juga memberikan bantuan dengan pengendalian pestisida PGPD dan agen hayati yang menjadi musuh jamur. Karena busuk buah apel ini juga disebabkan faktor musim hujan dan lalat buah sebagai perantara.
Pencegahan busuk buat tidak bisa satu lahan saja. Namun harus satu desa melakukan pembersihan serempak agar tidak menular. “Saya menghimbau agar petani menjaga kebersihan dengan tidak membuang buah yang terdampak mata ayam di sembarang tempat,”ujar Sugeng.
Sebelumnya, menurunnya kualitas dan produksi apel di Tulungrejo pada khususnya dan di Kecamatan Bumiaji pada umumnya telah menarik perhatian Pemkot. Dan masalah ini menjadi tema pembahasan Rapat Coffee Morning antara Walikota dan Kepala OPD yang dilaksanakan di Balai Desa Punten pada tanggal 2 Maret lalu.
Saat itu juga Walikota menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) untuk mengambil langkah- langkah yang diperlukan. Penyelesaian masalah ini sangat mendesak karena hampir semua lahan perkebunan apel di Bumiaji juga menjadi wahana wisata petik apel.
“Jangan sampai wisatawan yang datang ke Wisata Petik Apel ini kecewa karena apel yang dipetiknya langsung memiliki kualitas buruk atau rendah,”pesan Dewanti.
Kades Tulungrejo, Suliyono mengatakan bahwa saat ini di Tulungrejo terdapat sebanyak 900 hektar lahan apel. Dalam kondisi normal, setiap 1 hektar bisa memproduksi 30 ton apel sekali panen.
“Namun dalam kondisi saat ini ditambah dengan adanya cuaca ekstrim, hasil panen bisa menurun hingga 60 persen. Jadi untuk 1 hektarnya saat ini hanya bisa menghasilkan 10 ton apel saja,”jelas Suliyono.(nas)

Tags: