Kekurangan Dokter Spesialis, RSUD dr Soedono Ditinggal Pasien

RSUD dr Soedono Madiun.

RSUD dr Soedono Madiun.

DPRD Jatim, Bhirawa
Minimnya tenaga medis khususnya dokter spesialis di daerah memang sangat memprihatinkan. Tak heran sejumlah rumah sakit pemerintah milik Pemprov Jatim seperti RSUD dr Soedono Madiun sepi pasien. Mereka rata-rata memilih berobat ke RS di Solo karena di sana banyak dokter spesialis.
Ketua Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Jatim Aida Fitrianti mengaku dari data yang masuk di dewan diketahui jumlah pasien yang berobat di RSUD dr Soedono Madiun menunjukkan angka yang tidak menggembirakan. Setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan. Karenanya jika Pemprov Jatim tidak segera mengambil langkah cepat dikhawatirkan keberadaan RSUD milik Pemprov Jatim ini akan mati.
“Sebenarnya keberadaan RSUD dr Soedono untuk mengantisipasi larinya masyarakat Jatim yang akan berobat ke Solo. Tapi apa nyatanya,  keberadaan tenaga medis yang ada khususnya dokter spesialis cukup minim. Tak heran melihat kondisi ini banyak warga Jatim ketika berobat memilih pergi ke Solo. Apalagi jarak dari Madiun ke Solo tidaklah terlalu jauh,”jelas politisi berjilbab asal PKB ini dikonfirmasi, Minggu (19/4).
Melihat kenyataan ini, Aida yang juga anggota Komisi B DPRD Jatim ini mendesak kepada Gubernur Jatim Dr H Soekarwo untuk melakukan kerjasama dengan sejumlah universitas di Jatim yang memiliki Fakultas Kedokteran. Hal ini sebagai antisipasi adanya kekurangan tenaga dokter spesialis di rumah sakit di daerah. Namun dengan catatan mereka mendapat gaji yang layak dan sejumlah fasilitas untuk mendukung kinerja para dokter spesialis tersebut agar tidak melirik kemana-mana khususnya di rumah sakit swasta yang sangat menjanjikan.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Da’I’m mengakui jika masalah dokter spesialis adalah masalah krusial yang bertahun-tahun belum ada penyelesaian. Seharusnya Pemprov Jatim segera melakukan kerjasama dengan ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim terkait pemenuhan dokter spesialis. “Saya kira untuk solusinya selain kerjasama dengan universitas yang memiliki Fakultas Kedokteran, juga kerjasama dengan IDI. Dengan begitu kekurangan dokter spesiaiis khususnya di rumah sakit daerah dapat terpenuhi meski tidak bisa dilakukan secara maksimal,”lanjut politisi PAN ini.
Sementara itu, Kadinkes Jatim Suharsono mengaku di sejumlah daerah di Jatim masih kekurangan tenaga dokter spesialis. Untuk mengatasi masalah ini, Dinkes telah melakukan kerjasama dengan IDI untuk menyekolahkan dokter umum menjadi dokter spesialis. “Dengan kerjasama lewat beasiswa sekolah dokter spesialis diharapkan nantinya kebutuhan dokter spesialis di daerah pelosok bisa terpenuhi,”ungkapnya. [cty]

Tags: