Kekurangan Guru Agama Islam Jadi Isu Sentral

Mohammad Ghozali

Surabaya, Bhirawa
Kongres ke-3 Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) akan segera digelar di Surabaya pada 1-3 Desember mendatang. Kekurangan guru pendidikan agama Islam akan menjadi isu sentral dalam pertemuan kali ini.
Ketua panitia Kongres AGPAI Mohammad Ghozali mengatakan, secara nasional Indonesia masih kekurangan 21 ribu guru karena belum ada rekrutmen guru baru. Kekhawatirannya, anak sekolah akan diajar oleh guru tidak kompeten dan rentan mendapati paham radikal yang keliru.
“Kenapa mendesak harus diisi, agama sangat rawan. Kalau diajarkan orang yang salah takutnya menyesatkan. Kekurangan guru itu membuat banyak kelompok radikal ingin masuk ke sekolah,” ujarnya kemarin, Rabu (29/11).
Selain kekurangan jumlah, kongres ini juga akan mengangkat terkait nasab guru agama. Dia mengungkapkan, saat ini guru PAI di bawah naungan Kemenag karena merupakan pembinaan agama. Namun, guru agama juga masih harus terikat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menyebabkan sering terjadinya tarik ulur.
“Semua guru haru satu nasab yakni di Kemenag biar jelas. Kalo nasab jelas, maka nasib mereka pun akan jelas,” tuturnya.
Tuntutan ketiga adalah kejelasan terkait kelayakan gaji guru honorer. Menurutnya perlu ada standarisasi sebab masih banyak yang digaji sedikit. Juga memperjuangkan guru honorer untuk diangkat PNS. Honorer guru agama di Surabaya ada sekitar 10 ribu. Kebanyakan sudah mengajar 10 tahun lebih tapi belum jadi pegawai tetap.
Terakhir adalah memperjuangkan adanya regulasi yang akan melindungi profesi guru. Pada kongres AGPAI ke-3 nantinya juga akan ada deklarasi guru PAI untuk setia kepada NKRI dan menyebar Islam Rahmatan lil Alamin.
Pembukaan kongres, lanjut Ghocali rencananya akan digelar di JX Internasional Surabaya dengan mengundang Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, dan semua organisasi masyarakat keagamaan baik Islam dan Non-Islam.
“Kami telah mengundang Presiden Jokowi, tapi sampai hari ini masih tarik ulur. Menteri Agama, Dubes Finlandia, Konjen Amerika Serikat, dan semua ormas keagamaan baik Islam dan non-Islam,” kata Ghozali.
Dalam kongres yang bertema “Memantabkan Keberagamaan dan Merawat Keragaman untuk Kejayaan NKRI” itu akan ada beberapa hal yang menjadi agenda yakni membahas program selama 5 tahun, meninjau kembali AD-ART, pemilihan pengurus 2017-2022 dan merekomendasi pendidikan agama Islam di Indonesia baik dari sisi guru regulasi dan lainnya. [tam]

Tags: