Kekurangan Komputer, Sekolah Gunakan Tiga Sesi

Peserta USBN SMKN 6 Surabaya tengah fokus mengerjakan ujian dengan menggunakan smartphone.

Ada yang Memilih Menggunakan Smartphone
Dindik Jatim, Bhirawa
Hari pertama penyelenggaraan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) jenjang SMK di Jawa Timur dilaksanakan, kemarin (5/3). Untuk tahun ini, Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, menerapkan sistem aplikasi pada USBN di seluruh satuan pendidikan SMK negeri dan swasta seluruh Jawa Timur.
Sayangnya, penurunan dua hingga satu sesi dalam USBN maupun UNBK jenjang SMK masih belum bisa dilakukan karena ketersediaan alat yang belum terpenuhi. Sehingga beberapa SMK di Surabaya yang masih menggunakan tiga sesi. Seperti SMKN 1 Surabaya, SMKN 2 Surabaya dan SMKN 6 Surabaya.
Di SMKN 6 Surabaya misalnya. Untuk mengatasi kekurangan komputer pihaknya juga menggunakan smartphone agar seluruh siswanya bisa mengikuti ujian. Di samping itu, penggunaan smartphone yang praktis dan dimiliki oleh seluruh siswa memudahkan penggunaan smartphone untuk mengatasi persoalan kekurangan komputer.
Sebanyak tiga ruang yang digunakan untuk pelaksanaan USBN dengan menggunakan smartphone di SMKN 6 Surabaya.
Namun, hal ini masih belum bisa menurunkan sesi dalam ujian karena jumlah siswa yang mencapai 822 orang. Sehingga, pihaknya masih menggunakan tiga sesi yang selesai hingga pukul 16.30 WIB.
“Kami belum bisa menurunkan sesi dalam USBN maupun UNBK nantinya. Karena jumlah siswa pun cukup banyak. Sedangkan komputer maupun laptop yang kita miliki terbatas dan tidak mencukupi,” ungkap Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun. Bahkan, rencananya, pada pelaksanaan UNBK yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Maret mendatang, pihaknya berniat untuk meminjam laptop. Agar siswa bisa mengikuti UNBK. sebab, saat ini, jumlah komputer yang dimiliki sebanyak 125 unit dan 75 unit laptop. “Saya sudah ajukan untuk pengadaan tambahan komputer ke Dinas. Karena kita memang membutuhkan banyak komputer,” tambah dia.
Sementara itu, Teknisi yang juga anggota tim help desk SMK kota Surabaya, Rendra Fajar Firmansyah, sejauh ini tidak ada masalah dengan penggunaan smartphone untuk USBN di tempatnya. Karena penggunaan itu, menurut dia sudah sesuai dengan juknis yang diberikan Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk penggunaan smartphone. Seperti spesifikasi smartphone yang harus mempunyai RAM satu giga, update broser versi google chrome dan Mozilla versi terbaru.
“Ini kalau nggak di update akan jadi masalah. Soalnya tidak jelas dan beberapa kendala lainnya,” kata dia.
Penggunaan smartphone sendiri, sudah biasa digunakan oleh pihaknya dalam pelaksanaan ujian semester. Sehingga, hal itu tidak mempunyai kendala yang berarti bagi pihaknya.
“Kalau baterai habis belum log out, siswa cukup mengatakan masalah itu ke operator yang sudah disediakan disetiap ruangnya. Sehingga akan direset. Jika sudah di approve oleh operator mereka bisa melanjutkan kembali,” jelas dia. Lebih lanjut, untuk server sendiri pihaknyajuga menyediakan 11 buah yang ditempatkan di masing-masing ruangan. Sedangkan cadangannya, hanya satu buah yang disediakan.
Dikonfirmasi terpisah, Kasie Kurikulum bidang Pembinaan SMK Dindik Jatim, Hery Trijono mengatakan jika penggunaan smartphone dalam USBN jenjang SMK sah-sah saja. Asalkan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) yang sudah disediakan oleh puspendik. Mulai dari ukuran inci layar, spesifikasi Hp dan broser yang digunakan.
Pemilihan penggunaan smartphone, diakuinya memang karena jumlah alat yang tidak sesuai dengan jumlah siswa. “Perbandingannya memang seperti 1:3 ya. Karena kita tidak menampik biasanya alat (komputer) kurang. Tapi kita tekankan, itu harus sesuai standart yang diperkenankan,” papar dia.
Termasuk ketentuan tentang laptop, sambung dia, supaya nantinya kesiapan untuk UNBK betul-betul siap.
Terkait aplikasi USBN di jenjang SMK sendiri, dijelaskan Hery jika ini kali pertama Dinas Pendidikan Jatim menerapkan sistem aplikasi USBN di satuan pendidikan SMK negeri dan swasta di Jawa Timur untuk menggunakan aplikasi yang telah dibuat oleh pihaknya pada tipe soal normative-adaptif. Yaitu pada mata pelajaran agama, bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, PKn, pendidikan jasmani, dan sistem digital. Sedangkan untuk USBN produktif akan menggunakan aplikasi milik sekolah masing-masing.
“Ini (penerapan aplikasi) sebagai upaya kami untuk melakukan pemetaan dalam pelaksanaan ujian sekolah,”ungkap dia dikonfirmasi bhirawa, Selasa (5/3). Di samping itu, lanjut dia, kesempatan tersebut juga menjadi kesempatan untuk memantau sejauh mana proses ujian secara langsung (online) di satuan pendidikan dilaksanakan. Sebab, aplikasi yang digunakan langsung terpusat ke server Dinas Pendidikan Jatim. Sehingga pihaknya pun telah menyiapkan 10 server yang tersebar di seluruh satuan pendidikan di Jawa Timur, dengan status pinjaman. [ina]

Tags: