Kelahiran Sapi di Kabupaten Malang Melebihi Target

Peternak sapi potong warga Kab Malang, saat menjual ternaknya di Pasar Hewan, Desa Tumpang, Kec Tumpang Kab Malang

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang menyatakan jika populasi sapi potong dan sapi perah di Kabupaten Malang, saat ini dalam kondisi sangat baik. Kondisi ini menjanjikan prospek para peternak sapi potong dan perah.
“Dan selain sapi potong populasinya cukup besar di Kabupaten Malang, populasi sapi perah pun jumlahnya juga cukup tinggi di Jawa Timur setelah Kabupaten Jember. Sebab, pada tahun 2017 populasi sapi potong jumlahnya mencapai 234.482 ekor, sedangkan sapi perah kini jumlahnya mencapai 83.660 ekor,” ungkap Kepala DPKH Kabupaten Malang Nurcahyo, Minggu (21/10), kepada wartawan.
Menurutnya, jumlah populasi sapi potong dan sapi perah, jika dibandingkan tahun 2016, jumlah populasinya meningkat di tahun 2017, yakni untuk sapi potong jumlahnya 223.717 ekor dan sapi perah 81.150 ekor.
Sehingga dengan meningkatnya populasi sapi di Kabupaten Malang, maka kabupaten ini menempati posisi ke dua setelah Kabupaten Jember terkait jumlah populasi sapi potong dan sapi perah terbesar di Jatim. Karena di tahun 2017, target kelahiran sapi sebanyak 56.800 ekor, dan realiasasi kelahiran sapi mencapai 61.531 ekor.
Meningkatnya jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang, kata Nurcahyo, hal ini DPKH menjalankan program nasional yaitu Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Iwab). Sehingga dengan jumlah kelahiran sapi melebihi target, maka secara tidak langsung untuk mewujudkan program Intan Bergaris Emas atau Inseminasi Buatan Beranak 300.000 Ekor Masyarakat Sejahtera.
“Sehingga dengan program tersebut, maka dalam lima tahun mendatang akan tercapai,” paparnya.
Dijelaskan, pada tahun 2018 Inseminasi Buatan (IB) yang dihasilkan mencapai 105.000, yang mana target awalnya hanya 70.000 sperma sapi. Sedangkan untuk aseptor atau sapi betina siap bunting mencapai 85.000 ekor.
Sehingga dengan berhasilnya IB yang dibuat, tentunya akan mendongkrak angka kelahiran sapi di Kabupaten Malang. Dan pada akhir bulan Oktober 2018 ini, angka kelahiran sapi kita tergetkan mencapai 62.900 ekor dari target 62.000 ekor.
“Angka kelahiran sapi tersebut, telah menempatkan Kabupaten Malang di urutan ke tiga se-Jatim setelah Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lumajang. Namun hal ini bisa berubah di akhir tahun 2018 ini. Karena kita berharap akan terjadi kenaikan jumlah kelahiran sapi di kabupaten ini,” tegas Nurcahyo.
Dalam kesempatan itu, dia juga menerangkan, jika berdasarkan data yang ada di DPKH, bahwa daerah sebaran populasi sapi potong berada di wilayah Kecamatan Wajak, Poncokusumo,Turen, Donomulyo, Kalipare, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Sumberpucung, Wagir, Pakis dan Singosari. Sedangkan sebaran populasi sapi perah ada di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Lawang, Jabung, Bantur dan Kalipare.
Dengan tingginya produktivitas kelahiran sapi, kata Nurcahyo, telah berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan peternak sapi. Sedangkan pendapatan peternak sapi potong per tahun bisa mencapai Rp 16,4 juta, dan untuk untuk pendapatan peternak sapi perah per tahun mencapai 17,3 juta. Dan angka pendapatan peternak itu, penghasilan ditingkat peternak pada tahun 2017.
“Kalau untuk penghasilan daerah, dengan kelahiran sapi per tahun 60.000 ekor, maka harga satu ekor sapi rata-rata Rp 8,5 juta. Sehingga jika di total sumbangan dari hasil penjualan ternak sapi dalam satu tahun bisa mencapai Rp 510 miliar, dan itu belum hasil olahan lain seperti susu, maupun kompos,” pungkanya. [cyn]

Tags: