Kelangkaan Jagung karena Faktor Suplay and Demand

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kelangkaan jagung di kabupaten Blitar mendapat perhatian serius dari Disperindag Jatim, Ir. Drajat Irawan selaku kepala dinas akan menyiapkan penanganan dengan kerjasama dengan pihak instansi lain.
“Kelangkaan komoditi semacam ini biasanya terkait dengan suplay and demand. Untuk menanganinya tidak hanya dari Disperindag tapi juga kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan. Kami akan segera lakukan koordinasi,” ujar Drajat, Selasa (16/10).
Sebagai catatan, para peternak di kabupaten Blitar saat ini kesulitan dalam memperoleh komoditas jagung sebagai bahan pakan ternak ayam. Kabupaten Blitar sendiri tercatat sebagai sentra ternak ayam , petelur maupun potong, terbesar di Jatim.
Khusus komoditas telur, Kabupaten Blitar bahkan menjadi salah satu supplier terbesar nasional yang saat ini memasok di 122 provinsi.

Jagung Surplus
Produksi jagung di Jatim sampai saat ini masih surplus ditunjang dengan luasan panen pada bulan Oktober 2018, sebesar 92.483 hektar. Sebenarnya luasan produksi Jatim tahun ini mencapai 1.255.663 hektar.
Panen terluas terjadi Kediri, Jombang, Nganjuk, Ponorogo, karena didaerah tersebut luasan lahan produksinya diatas 8 ribu hektar. Tahun ini, produksi jagung mencapai 6.441.368 ton pipilan kering.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim (DPKP Jatim), Ir Hadi Sulityo MM mengatakan, panen jagung pada oktober 2018, diketahui mencapai 462.415 pipilan kering,.
“Begitupula dengan tingkat konsumsi jagung di Jatim selama ini mencapai 122.724 ton (perbulannya 10.277 ton) , sehingga tahun ini diperkirakan masih ada surplus sekitar 6.318.644 ton pipilan kering jagung,” katanya, kemarin.
Terkait harga jagung beserta tata niaganya, Kadistan Jatim menerangkan lebih jauh dikarenakan hal tersebut ranah dari Diperindag Jatim. Bahkan, ia menampik kabar jika memang ada kelangkaan jagung, dikarenakan jagung di Jatim masih surplus.
Sebelumnya, Hadi juga mengatakan, kalau peningkatan sektor pertanian tersebut didukung oleh faktor adanya program mekanisasi, atau proses penananam hingga panen dengan menggunakan alat-alat mekanik, sehingga mempercepat produksi dan meningkatkan efisiensi. [rac.gat]

Tags: