Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro

Patung raja setan sebelum dibakar. Ketua Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro Hari Widodo Rahmat (Tan Tjien Hwat) melakukan ritual kegiatan sembahyang sedekah bumi, Kamis (18/8). [achmad basir]

Patung raja setan sebelum dibakar. Ketua Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro Hari Widodo Rahmat (Tan Tjien Hwat) melakukan ritual kegiatan sembahyang sedekah bumi, Kamis (18/8). [achmad basir]

Lestarikan Tradisi, Gelar Sembahyang Sedekah Bumi
Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Umat Tionghoa Bojonegoro menggelar sembahyang sedekah bumi pada Kamis (18/8) siang bertempat di Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro di Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Kegiatan tersebut ditujukan untuk melestarikan tradisi keagamaan umat Tionghoa yang sudah berlangsung sejak lama. Menurut Ketua Kelenteng Hok Swie Bio Bojonegoro Hari Widodo Rahmat (Tan Tjien Hwat) kegiatan sembahyang sedekah bumi dari umat Tionghoa ini dilaksanakan rutin setiap tahun.
“Tepatnya pada tanggal 16 bulan 7 pada penanggalan Imlek. Pada tahun ini momen sembahyang sedekah bumi dilaksanakan selama tiga hari. Dimulai pada Selasa  hingga Kamis,” jelasnya.
Dijelaskan, pada hari pertama Selasa lalu digelar pementasan wayang kulit, selanjutnya kemarin ada berbagai macam lomba Agustusan karena bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71 dan untuk puncaknya digelar Jumat (19/8) hari ini.
“Pada acara puncak hari ini masyarakat serta umat akan dihibur dengan pementasan barongsai serta liang liong. Selanjutnya umat Tionghoa akan melaksanakan sembahyang di luar dan di dalam kelenteng,” terangnya.
Dalam acara sedekah bumi ini tentunya ada beberapa gunungan berbentuk tumpeng raksasa yang berisi berbagai macam makanan dan barang – barang. Gunungan raksasa tersebut nantinya akan diperebutkan oleh umat serta masyarakat yang hadir usai sembahyang selesai.
“Umat percaya jika mendapatkan gunungan maka akan lancar  usaha atau rejekinya, terutama dapat gunungan tumpeng nasi,” ujarnya.
Ketua Kelenteng Hok Swie Bio Tan Tjien Hwat mengatakan jika ritual ini diselenggarakan untuk mengusir arwah jahat yang tidak terurus, saat membakar setan jahat atau dhaisu. ” Supaya arwah tidak mengganggu kami, makanya kita bakar dhaisu atau roh jahat,”katanya.
Sementara itu, umat kelenteng saat ini yang aktif sekitar 200 orang. Setiap tahun acara sembahyang sedekah bumi selalu ramai didatangi umat dan masyarakat sekitar. Dan usai ritual sembahyang sedekah bumi dilaksanakan pembakaran patung raja setan yang terbuat dari bambu yang sudah dibuat seperti raja setan. [Achmad Basir]

Rate this article!
Tags: