Keluarga Jadi Benteng Utama Hindarkan Anak dari Seks Bebas

Ketua TP PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Kirana Soekarwo MSi memberikan sambutan dan sekaligus membuka Sosialisasi Dampak Seks Bebas, Pola Asuh Anak & Pernikahan Dini di Kantor PKK Jatim Jl kebonsari, Kamis (22/3).

Pemprov Jatim, Bhirawa
Keluarga menjadi benteng utama untuk menghindarkan anak dari bahaya seks bebas di era sekarang. Peran keluarga, khususnya orangtua, menjadi kunci untuk mencegah bahaya tersebut. Diharapkan, orangtua bisa memahami dan memberikan pendidikan seks secara benar dan tepat kepada anak.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jatim Dra Hj Nina Kirana Soekarwo MSi saat Pembukaan Pelaksanaan Program TP PKK Jatim, Sosialisasi Dampak Seks Bebas, Pola Asuh Anak dan Pernikahan Dini, dan Sosialisasi Jejaring dalam Rangka Penguatan Ketahanan Keluarga bagi TP PKK Kabupaten/Kota se-Jatim Tahun 2018 di kantor TP PKK Jatim Jl Gayung Kebonsari Surabaya, Kamis (22/3).
Bude Karwo, sapaan akrab Ketua Tim PKK Jatim mengatakan, terdapat enam hal yang harus dilakukan orangtua saat memberikan pendidikan seks kepada anak. Pertama dan utama, orangtua harus mengerti permasalahan seks sebelum menjelaskan kepada anak. Ia mengibaratkan jika anak bertanya, maka pikiran orangtua sudah harus nyantol. Pemahaman tersebut vital karena apabila salah dalam menyampaikan informasi, maka akan terpatri dan diingat terus oleh anak.
Ke dua, pendidikan seks harus disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Artinya, jika anaknya laki-laki, maka yang menjelaskan dan mengarahkan adalah ayahnya, begitu pula sebaliknya. Ke tiga, tidak menjelaskan masalah seks pada anak laki-laki dan perempuan pada waktu dan ruang yang sama.
Ke empat, menghindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan tentang seks ke anak. Orangtua harus bisa memilih dan memilah kata-kata yang santun saat mendidik anak. Ke lima, penting bagi orangtua untuk meyakinkan bahwa teman-teman anaknya adalah anak-anak yang baik. “Terakhir, tanamlah etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat. Karena itu adalah yang paling berbahaya” pesanya.
Agar ke enam hal tersebut bisa diterapkan, Bude Karwo meminta orangtua untuk melakukan pendekatan secara perlahan dan intensif dengan anak. Tujuannya, agar anak bisa lebih terbuka, karena keterbukaan akan membuka sikap saling percaya antara orangtua dan anak.
“Jangan sampai anak lebih percaya pada sahabatnya untuk curhat. Biasakan berkomunikasi yang santai agar anak merasa nyaman dan tidak takut. Biarkanlah anak bercerita, meskipun sepahit apapun, orangtua harus tenang, jangan dimarahi dulu” tuturnya.
Ditambahkan, pendidikan seks yang benar dan tepat di era serba digital sekarang ini sangat penting. Sebab, terjadi pergeseran nilai di mana yang awalnya semua informasi berorientasi dari sekolah dan keluarga, namun saat ini anak-anak dan remaja lebih senang mencarinya lewat internet.
“Jadi jangan sampai anak mendapat pendidikan yang salah lewat internet, termasuk pendidikan seks. Faktor keluarga sangat menentukan dalam pendidikan tersebut, sehingga perilaku seks bebas dapat dihindari dan nilai-nilai moral dapat ditegakan,”harapnya
Terkait konten-konten negatif di dunia maya, Bude Karwo juga berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar konten tersebut bisa dihapus. “Saya berharap pemerintah bisa ikut terjun dan memfilter akun-akun yang tidak pantas dikonsumsi anak-anak, karena bisa merusak moral anak kita,” tegasnya. [iib]

Tags: