Keluhan Ridwan Kamil Imbas Lemahnya Protokoler Pemkot Surabaya

Ridwan Kamil

Ridwan Kamil

Surabaya, Bhirawa
Pakar Ilmu Komunikasi Bidang Komunikasi Massa dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menganggap standar sistem komunikasi Pemkot Surabaya sangat lemah. Hal inilah yang menyebabkan kunjungan studi banding Wakil Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial ditolak dan membuat Wali Kota Bandung Ridwal Kamil melontarkan kekecewaannya di sosial media.
Menurut Suko, secara umum sistem layanan komunikasi pemerintahan di Indonesia perlu dibenahi agar tidak terjadi miss komunikasi (salah komunikasi) antar pejabat. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) harus membuat standar sistem komunikasi pemerintahan yang bagus agar masalah serupa tidak terjadi lagi. “Karena tidak semua pejabat melakukan komunikasi pemerintahan secara ideal,” terang Suko Widodo ketika dikonfirmasi, Kamis (25/2) kemarin.
Hal itu juga terjadi pada layanan protokoler di tubuh Pemkot Surabaya sehingga muncul miss komunikasi.
Ia juga menyayangkan orang pertama di Kota Bandung Ridwan Kamil yang melampiaskan kekecewaannya melalui sosmed Twitter. Sebaiknya kekecewaan itu cukup dengan antar personal karena di sosmed tanggapan sangat banyak,  persepsi juga berbeda-beda.
“Ridwan Kamil juga tidak elok kalau melampiaskan kekecewaannya kepada  Bu Risma (Wali Kota Surabaya, red) melalui media sosial. Cukup lewat personal saja. Apalagi antar pejabat yang sama-sama digemari warganya,” katanya.
Ke depan, tambah Suko agar tidak terjadi hal-hal seperti ini lagi, Pemkot Surabaya harus memperbaiki sistem pelayanan tamu yang tertata. “Dan saya kira ini tidak ada hubungannya sama politik, ini hanya miss komunikasi saja,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya menyayangkan cuitan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang mengaku anak buahnya ditolak studi banding ke Pemkot Surabaya.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya Muhammad Fikser mengaku tak merasa menolak rombongan Wakil Wali Kota Oded Muhammad Danial tersebut.
“Selama ini kami tidak pernah menolak kunjungan studi banding. Ibu (Wali Kota Tri Rismaharini) sudah berpesan untuk melayani siapa saja yang datang belajar dan memberikan semua ilmu agar daerah lain dapat berkembang bersama,” ujarnya.
Fikser menjelaskan, setiap surat pengajuan studi banding akan diterima oleh bagian Humas Pemkot Surabaya. Jika keinginan pada tanggal yang diminta tak bisa dipenuhi, mereka akan menjadwalkan ulang. “Kalaupun saat hari-H tidak bisa, kami memberi tahu. Mereka juga akan berkomunikasi ke kami. Karena kami yang akan mengatur,” katanya.
Namun, karena jadwal yang ada di Pemkot Surabaya cukup banyak, sehingga ketika pengajuan studi banding Pemkot Bandung belum bisa diterima pada hari-H, menurutnya itu wajar. Apalagi, saat itu Dinas Pendapatan yang dikunjungi tengah menerima kunjungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam rangka agenda awal tahunan.

Beri Kontribusi Surabaya
Sementara itu Ketua Kadin Surabaya Jamhadi mengakui jika Ridwan Kamil memiliki kontribusi yang besar terhadap pembangunan di Kota Surabaya. Pasalnya, saat Kota Surabaya dipimpin oleh Bambang DH  ada kerjasama dengan Urban City Planning se-Asia Pasifik yang berpusat di Hongkong dengan kepalanya saat itu dipegang oleh Ridwan Kamil.
“Memang saat itu saya menjabat sebagai staf ahli di bidang penataan kota. Karenanya saya mencoba mengenalkan Pak Ridwan Kamil ke Pak Bambang DH. Dan kebetulan saat itu Pak  Bambang berkeingin menjadikan Kota Surabaya sebagai kota berkelanjutan (Sustainable City Planning ). Kenyataannya memang Kota Surabaya memiliki potensi yang sangat luar biasa ,”tegas alumnus ITS Surabaya ini yang diklarifikasi lewat telepon genggamnya, Kamis (25/2).
Akhirnya dalam pembicaraan dengan Ridwan Kamil disepakati untuk membuat vision plan Kota Surabaya mulai 2005-2025. Di mana ada beberapa poin yang dimasukkan dalam kebijakan Pemkot Surabaya yang akhirnya ditetapkan di Perda di antaranya mulai soal revitalisasi Kalimas , kaki Suramadu hingga pada pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akhirnya mengubah keberadaan Pom Bensin yang berdiri di RTH untuk digantikan menjadi taman serta pembangunan saluran yang berkelanjutan melalui penanaman gorong-gorong.
“Bahkan waktu ada pertemuan dengan Pak Ridwan ada perwakilan dari Bappeko yang dipimpin Pak Togar dan Dinas PU Bina Marga dengan Pak Dwija. Karenanya, saya menyatakan jika Pak Ridwan Kamil memiliki kontribusi yang besar atau keberhasilan Kota Surabaya hingga seperti ini,”lanjutnya.
Bagaimana dengan persoalan yang tengah ramai antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atas penolakan Risma terhadap studi banding Wakil Wali Kota Bandung?
“Kalau masalah itu bukan ranah saya untuk menanggapinya. Karena setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Ada yang tetap menghormati sejarah, ada yang lupa dan itu adalah hak masing-masing orang. Tapi kalau ditanya soal peran Pak Ridwan Kamil terhadap penataan Kota Surabaya, saya nyatakan iya. Karena kebetulan saya yang mengajak Pak Ridwan ke Surabaya untuk memberikan masukan agar Surabaya menjadikan kota yang memiliki second opinion tentang penataan kota ke depannya,”tegasnya. [geh,cty]

Tags: