Kelurahan Jemur Wonosari Raih Juara Kantor Terbersih

Lurah Jemur Wonosari, Nurul Muzayanah (tengah) bersama staf Kelurahan dan kader PKK memanen Tanaman Obat Keluarga (TOGA) jahe merah di pekarangan kantornya, Selasa (6/12) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Lurah Jemur Wonosari, Nurul Muzayanah (tengah) bersama staf Kelurahan dan kader PKK memanen Tanaman Obat Keluarga (TOGA) jahe merah di pekarangan kantornya, Selasa (6/12) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Sulap Tempat Pembuangan Sampah Menjadi Taman Mini
Kota Surabaya, Bhirawa
Menjadi seorang lurah tidak pernah terbayang dalam benak Nurul Muzayanah, Spi MM. Sarjana Fakultas Perikanan di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jatim tersebut, kini memimpin lebih dari 23 ribu warga Jemur Wonosari. Tak sekadar memimpin, Nurul juga mampu menyulap sejengkal tanah tempat sampah menjadi taman mini dilengkapi dengan kandang satwa. Inovasi itulah, Kantor Kelurahan Jemur Wonosari berhasil menyabet juara Kantor Kelurahan terbersih se-Surabaya 2016.
Selasa (6/12) kemarin Kantor Kelurahan Jemur Wonosari yang terletak di Jalan Jemursari VIII Nomor 49, Surabaya tampak ramai. Keramaian itu rupanya Lurah berama staf dan kader PKK lagi panen Tanaman Obat Keluarga (Toga) di pekarangan kantor sisi kanan. Kali ini, jahe merah yang ditanam tiga bulan lalu sudah waktunya dipanen.
Keuletan Lurah Jemur Wonosari Nurul Muzayanah dalam menghijaukan Kantornya patut diapresiasi oleh Pemkot Surabaya. Pasalnya, Lurah kelahiran Pacitan Jatim ini telah merubah tempat pembuangan sampah menjadi taman kecil dan kandang satwa.
Oleh Sebab itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya menobatkan Kantor Kelurahan Jemur Wonosari sebagai kantor terbersih se-Surabaya dalam lomba Kecamatan dan Kelurahan 2016. Pasalnya, sejak dipimpin Nurul Muzayanah, Kantornya terlihat bersih, hijau, rindang yang dipenuhi berbagai aneka tanaman dan aneka satwa sebagai peternakan di kantornya.
Nurul yang kerab disapa ‘Bunda’ oleh warganya ini memang gemar bercocok tanam disaat tiba di kantornya. Setiap jengkal tanah pekarangan terus dimanfaatkan. Mulai ditanami bibit buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, hingga tanaman toga. Tidak sedikit hasil yang dipetik saat musim panen tiba.
Maklum, Ilmu yang didapatnya semasa menjadi staf bagian penyuluhan di Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya diaplikasikan ditengah masyarakat dan pekarangan kantornya. Ia mengaku tidaklah mudah menjadikan kantornya asri nan rindang. Butuh ketelatenan agar bisa mendapatkan hasil yang membanggakan bagi masyarakat.
“Tidak mudah bisa menjadi seperti ini (juara lomba kategori Kantor terbersih  se-Surabaya,red). Dibutuhkan sentuhan yang ulet, intens dan kaya inovasi agar mendapatkan juara ini,” tutur Nurul saat ditemui Harian Bhirawa di ruang kerjanya, Selasa (6/12) kemarin
Setiap harinya, perempuan kelahiran 31 Desember 1964 ini melakukan aktivitas berkebun di pekarangan kantor sebelum melayani warga di jam kerjanya. Mulai bercocok tanam, membersihkan kotoran dan memanen jikalau sudah waktunya panen. Hasil panenan mulai dari buah-buahan, toga, dan sayur mayur ini dibagikan kepada seluruh karyawan Kelurahan Jemur Wonosari dan warga sekitar.
“Saya selalu datang pagi untuk berkebun. Mulai menanam, membenahi, menata, dan mencari tanaman untuk ditata sesuai pemanfaatannya,” ujarnya.
Kedepan, setelah mendapatkan juara lomba Kelurahan dan kecamatan, dirinya tidak berhenti sampai disini. Ia menganggap prestasi kali ini adalah sebagian dari penyemangat untuk kedepannya. Bahkan kedepannya, ia akan membuat sampah menjadikannya pupuk dan kerajinan tangan yang dilakukan PKK yang ada di wilayahnya.
Selain itu, tanaman toga juga bisa dikemas menjadi produk unggulan seperti jamu dengan memperdayakan kader-kader PKK yang ada di kelurahan Jemur Wonosari.
“Kami akan meningkatkan lagi, yang kurang kita benahi. Nantinya, sampah akan dijadikan pupuk. Seperti keranjang takakura (tempat mengolah limbah sampah, red) sayur basah untuk pupuk. Sampah-sampah yang bermanfaat akan dipilah untuk dijadikan kerajinan tangan dan itu bisa dijual,” terangnya.
Uang hasil kerajinan tangan tersebut, lanjut Nurul digunakan untuk pembelian bibit-bibit tanaman dan pakan hewan ternak. “Kami selalu mengajarkan masyarakat untuk mandiri dengan hasil karya-karyanya,” katanya.
Sementara, Kasubag Umum DKP Kota Surabaya Wisnu Wibowo mengatakan lomba Kecamatan dan Kelurahan telah digelar kali keduanya. Kategori yang dinilai yakni, kebersihan kantor dan pelayanan administrasi wilayah. Untuk kategori kebersihan kantor meliputi kebersihan ruangan, toilet, pemilahan sampah serta inovasi lingkungan.
“Lomba ini dalam rangka menilai kebersihan kantor kecamatan dan kelurahan. Karena kampung saat ini banyak yang bersih maka lebih baik kalau kantor pelayanan juga bersih,” katanya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: